Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Contoh Penulisan Laporan Hidroponik Pada Tanaman Sawi Pak Choy

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan, padat, gas) pada, dalam atau diatas permukaan tanah termasuk di dalamnya adalah penyebaran daur dan perilakunya, sifat-sifat fisika dan kimia, serta hubungannya dengan unsur-unsur hidup dalam air itu sendiri. Hidrologi juga mempelajari perilaku hujan terutama meliputi periode ulang curah hujan karena berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana untuk setiap bangunan teknik sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan.

Secara umum hidrologi adalah ilmu yang mempelajari masalah keberadaan air di bumi (siklus air) dan hidrologi memberikan alternatif bagi pengembangan sumberdaya air bagi pertanian dan industri. Bahwa hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya, pergerakan dan distribusi air di bumi, baik di atas maupun dibawah permukaan bumi, tentang sifat fisik, kimia air serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubunganya dengan kehidupan.

Hidroponik diambil dari bahasa Yunani yaitu hydro yang artinya air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal dengan sebutan soilless culture yang artinya budidaya tanaman 4 tanpa tanah. Jadi tanaman hidroponik adalah tanaman yang ditanam dengan pemanfaatan air dan tanpa penggunaan tanah sebagai media tanam. Pengertian tanaman hidroponik secara umum yaitu tanaman yang ditanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah tetapi menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi tanaman untuk bisa tumbuh. Jadi tanaman hidroponik tidak ditanam di media tanah melainkan media lain seperti bata merah, rockwool, kerikil, arang sekam dan sebagainya. Walaupun memanfaatkan air, tetapi air yang dibutuhkan hanya dalam jumlah kecil. Hal paling penting untuk tanaman hidroponik adalah pemenuhan nutrisi tanaman yang berbentuk larutan. Jadi, cara penanaman hidroponik sangat cocok untuk tempat yang pasokan airnya kurang.

Akar tumbuhan membutuhkan 3 hal yaitu air/kelembaban, nutrisi, dan oksigen. Perbedaan dari ketiga sistem hidroponik tersebut yaitu bagaimana cara menghantarkan tiga kebutuhan tumbuhan tersebut ke akar.

Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah tanaman jenis sayur-sayuran yang termasuk dalam keluarga Brassica rapa L. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan secara luas setelah abad ke-5 di China Selatan dan China Pusat serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih sekeluarga dengan Chinesse vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luasdi Filipina, Malaysia, Thailand dan Indonesia (Yogiandreet al., 2011).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Riau Tahun 2018, Publikasi Buku Statistik Tanaman Sayuran Dan Buah - Buahan Provinsi Riau, diperolehlah data luas panen tanaman sawi yang berada di Riau yaitu Sekitar 504 Ha, perhitungan ini dari Januari hingga Desember Tahun 2018, kemudian hasil produksi sawi dari Janurai hingga Desember tahun 2018 berada pada angka 19.679 Kuintal, dan hasil perhektar tanaman sawi tersebut berada pada angka 39,05 Kuintal Per Hektar

Nutrisi adalah sumber pasokan air dan mineral, nutrisi merupakan faktor penting untuk tumbuh kembang dan kualitas hasil tanaman hidroponik, untuk itu harus punya takaran yang tepat dari segi jumlah komposisi ion nutrisi dan suhu. Larutan nutrisi itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu unsur makro (C, H, O, N, S, P, K, Ca, dan Mg) dan unsur mikro (B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo dan Zn). Biasanya kualitas larutan nutrisi dapat diketahui dengan cara mengukur electrical conductivity pada larutan itu sendiri.

Dalam pembuatan pupuk hidroponik, baik untuk sayuran, batang dan daun, bunga serta buah. Dibuat dua jenis pekatan A dan B. Kedua pekatan tersebut dicampur saat akan digunakan. Pekatan A dan B tidak dapat dicampur karena apabila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion sulfat dalam pekatan B maka akan terjadi endapan kalsium sulfat sehingga unsure Ca dan S tidak dapat diserap oleh akar. Tanaman pun akan menunjukkan gajala defisiensi Ca dan S. Begitu pula bila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion fosfat dalam pekatan B akan terjadi endapan ferri fosfat sehingga unsur Ca dan Fe tidak dapat diserap oleh akar.


B. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah :

  • Untuk Dapat Mengetahui Tahapan – Tahapan Proses Pelaksanaan Membudidayakan Tanaman Secara Hidroponik.
  • Untuk Dapat Mengetahui Dan Lansung Membuktikan Kebutuhan Air Oleh Tanaman.
  • Untuk Mengetahui Dan Membuktikan Peran Nutrisi Yang Dibutuhkan Oleh Tanaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA
Hidrologi Itu berawal sejak manusia pertama kali menetap di sepanjang tepi danau dan sungai, sudah ada minat besar dalam pengelolaan yang tepat atas sumber air tawar baik sebagai kebutuhan bagi kehidupan serta untuk menghindari potensi bahaya kesehatan. Itu sepanjang Indus di Pakistan, Tigris dan Efrat di Mesopotamia, Hwang Ho di Cina, dan Sungai Nil di Mesir bahwa insinyur hidraulik pertama kali menciptakan kanal, tanggul, bendungan, saluran air bawah permukaan, dan sumur sejak 5000-6000 tahun yang lalu.

Informasi hidrologi menjadi penting untuk peradaban awal. Tingkat aliran dan hasil dari sungai dipantau oleh orang Mesir sejak 3800 tahun yang lalu, dan curah hujan ukur pertama kali digunakan sekitar 2400 tahun yang lalu oleh Kautilya India.

Gagasan tentang siklus hidrologi global yang tanggal kembali setidaknya 3000 tahun ketika filsuf Yunani awal termasuk Thales, Anaxagoras, Herodotus, Hippocrates, Plato, dan Aristoteles dikonsepkan ide-ide dasar yang mengatur proses. Banyak ide awal didirikan oleh orang Yunani tentang siklus hidrologi yang wajar. Namun, banyak dari mekanisme awal mengenai rute dengan mana air kembali dari laut dan memasuki sungai itu tanpa banyak logika. Meskipun kesenjangan jelas dalam mekanisme hidrologi, Roma mengembangkan sistem saluran air mencerminkan pemahaman praktis yang luas hidrologi dan hidrolika, serta memanfaatkan ide-ide dasar hidrologi dibentuk dan diteruskan oleh orang Yunani. Selama Renaissance, Leonardo da Vinci di Perancis menyatakan berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa air di sungai-sungai berasal dari curah hujan.

Selama waktu itu bahwa setiap mekanisme realistis dicanangkan oleh para filsuf Yunani mengenai siklus hidrologi. Pada abad ketujuh belas, pendekatan ilmiah modern untuk mempelajari siklus hidrologi ini diprakarsai oleh Perancis Pierre Perault dan Edme Marriotte. Pada 1670 dan 1680, mereka telah menerbitkan data dan perhitungan yang mendukung anggapan bahwa curah hujan adalah pelopor aliran sungai. Dengan 1700, Edmun Halley, seorang ilmuwan Inggris telah ditambahkan ke karya Perault dan Marriotte dengan memperkirakan jumlah air yang terlibat dalam siklus hidrologi dari Laut Mediterania dan tanah di sekitarnya.

Kemajuan substansial dibuat pada abad kedelapan belas dalam aplikasi matematika, mekanika fluida, dan hidrolika oleh para ilmuwan seperti pitot, Bernoulli, Euler, Chezy, dan profesional Eropa lainnya. Istilah "hidrologi" tiba dalam arti saat ini sekitar tahun 1750, dan pada 1800 karya fisikawan dan kimiawan Inggris John Dalton memperkuat pengertian terbaru tentang siklus hidrologi global.

Banyak karya diperiksa hubungan antara curah hujan dan debit sungai dari kebutuhan untuk insinyur merancang jembatan dan struktur lainnya. Selama waktu ini bahwa hubungan erat antara hidrologi dan teknik sipil didirikan. Daniel Mead menerbitkan pertama teks berbahasa Inggris dalam hidrologi pada tahun 1904 dan Adolf Meyer diikuti dengan teks pada tahun 1919. Kedua teks ditulis untuk insinyur sipil. Asosiasi hidrologi dan teknik sipil didirikan selama ini telah berpendapat seperti memiliki ditingkatkan serta mungkin menghambat perkembangan hidrologi sebagai ilmu.

Sejak pertama abad kedua puluh melihat kemajuan besar dalam ilmu hidrologi dimulai dengan penambahan Bagian Hidrologi Ilmiah di Uni Internasional Geodesi dan Geofisika pada tahun 1922. Hal ini diikuti dengan penambahan Bagian Hidrologi dari American Geophysical Union pada tahun 1930. Ini adalah pengakuan resmi pertama status ilmiah hidrologi. Banyak orang memberikan kontribusi besar dalam bidang keahlian mereka hidrologi selama dekade awal dan pertengahan abad ke-20, termasuk: A. Hazen, E.J. Gumbel, H.E. Hurst, dan W.B. Langbein berkaitan dengan aplikasi statistik hidrologi data, O.E. Meinzer, C.V. Theis , C.S. Slichter, dan M.K. Hubbert yang berkontribusi terhadap pengembangan aspek teoritis dan praktis dari hidrolik tanah, L. Prandtl, T. Von Karman, H. Rouse, V.T. Chow, G.K. Gilbert, dan H.A. Einstein dalam transportasi sedimen dan hidrolika sungai, R.E. Horton dan L.B. Leopold yang memberikan kontribusi besar terhadap proses aliran permukaan dan geomorfologi kuantitatif, W. Thornthwaite dan H.E. Penman dalam memajukan pemahaman proses hydroclimatalogical dan pemodelan evapotranspirasi, dan A. Wolman dan R.S. Garrels yang memberikan kontribusi besar dengan pemahaman dan pemodelan kualitas air. Itu tidak sampai tahun 1960 bahwa studi lapangan rinci mencoba untuk memahami proses fisika dimana air masuk sungai mulai terbentuk.

Dengan munculnya pada abad ke kedua puluh satu, banyak terobosan baru dalam ilmu hidrologi terkemuka. Pada tahun-tahun mendatang, terobosan akan menjelaskan hubungan antara rezim hidrologi terhadap perubahan iklim saat ini dan masa depan, dan efek dari proses hidrologi pada pengembangan bentuk lahan. Penemuan baru ini juga akan mencakup pemodelan tingkat evapotranspirasi regional dan transportasi air geomorfologi.

Sekilas, sistem hidroponik terlihat rumit, akan tetapi setelah dipahami, cara kerja sistem ini sebetulnya sangat sederhana. Terdapat beberapa tipe sistem hidroponik yaitu drip system (sistem tetes), Ebb and flow (flood and drain), NFT (nutrient film technique), deep water culture, aeroponic, dan wick system (sistem sumbu). Selain itu, sistem hidroponik bisa juga merupakan kombinasi dari satu atau lebih dari sistem-sistem tersebut.

Menurut Paat (2012) tanaman pak coy dalam sistematik tumbuhan mempunyai klasifikasi sebagai berikut:Kingdom:Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledonae, Ordo: Rhoeadales, Famili: Brassicaceae, Genus:Brassica, Spesies:Brassica rapaL.

Menurut Yogiandreet al. (2011) menyatakan tanaman pakcoy merupakan salah satu sayuran penting di Asia, atau khususnya di China. Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua dan mengkilat, tumbuh agak tegak,tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging,tinggi tanaman mencapai 15-30 cm. Lebih lanjut dinyatakan pakcoy kurang peka terhadap suhu dibandingkan sawi putih, sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi lebih luas. Konon didaerah China tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2500 tahun yang lalu, kemudian menyebar luas ke Filipinadan Taiwan. Masuknya pakcoy ke Indonesia diduga pada abad ke-19 yang bersamaan dengan lintas perdagangan jenis sayuran subtropis lainnya, terutamakelompok kubis-kubisan (Cruciferae) (Suhardianto dan Purnama, 2011).

Pakcoy bukanlah tanaman asli Indonesia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan diIndonesia. Daerah penanaman yang cocok mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1200 meter di atas permukaan laut. Namun tumbuh optimal jika dibudidayakan di daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500meter dpl. Tanaman pakcoy dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun yang berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Menurut Sukmawati (2012),budidaya pakcoy sebaiknya dipilih daerah yang memiliki suhu 15-30° celcius, dan memiliki curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, sehingga tanaman ini cukup tahan untuk dibudidayakan didataran rendah. Di Indonesia pakcoy sudah banyak diusahakan oleh petani didaerah Cipanas, jawa barat dengan pertumbuhan baik.

Pakcoy tumbuh subur pada tanah yang gembur dan kaya akan unsur hara.Pakcoy ditanam dengan kerapatan tinggi yaitu sekitar 20-25 tanaman/meter². Pakcoy memiliki umur panen singkat, tetapi kualitas produk dapat dipertahankan selama 10 hari pada suhu 0 ºC dan RH 95% (Rubatzky danYogiandreet al.,2011).

Permasalahan yang dihadapi petani sawi yang ada diindonesia yaitu : (1). Permasalah Pucuk, Permasalahan pucuk adalah masalah dimana tidak munculnya daun-daun baru, yang mengakibatkan sawi putih tidak tumbuh dengan subur, dan pada permasalahan  ini dikarenankan musim hujan, yang membuat pucuk sawi putih tidak muncul. (2). Akar, Akar, dimana akar menjadi bengkak,  dimana akar tidak berfungsi secara baik,  yang mengakibatkan daun sawi putih menjadi kuning dan pinggir-pinggir daunnya berubah menjadi cokelat. Sampai saat ini petani yang saya temui tidak tahu persis apa penyebab dari masalah ini. (3). Ulat, Permasalahan terakhir pada usaha tani tanaman sawi putih milik petani yang saya temui adalah masalah serangan ulat dimana, daun-daun yang telah di serang oleh ulat menimbulkan bercak-bercak pada daun sawi, di sini mengakibatkan sawi putih tidak terlihat segar lagi.

Adapun upaya pemecahan masalah. (1). Permasalahan Pucuk, Permasalahan pucuk pada tanaman sawi putih, petani menggunakan imbung untuk mengatasi permasalah ini, terkadang cara ini tidak mampan, alternative lain yang dilakukan oleh petani adalah dengan mencabut tanaman tersebut. (2). Akar, Permasalahan akar pada tanaman sawi putih ini tidak bisa teratasi, petani bingung bagaimana cara mengatasinya, saat penulis bertanya lebih jauh tentang masalah akar ini, muka petanisangat sedih dan agak sedikit murung, merasa putus asa, karena tidak ada obat yang mampu mengatasi masalah tersebut. (3). Ulat, Permasalahan ketiga yaitu ulat, dimana ulat menyerang daun sawi yang menyebabkan bercak-bercak pada daun, ini menimbulkan masalah, harga sawi putih menjadi turun, dan petani, menjadi merugi. Cara mengatasinya, petani menyebutnya dengan prapaton, cara ini sangat membantu petani dalam mengatasi serangan ulat pada tanaman sawi putih tersebut.

Nutrisi hidroponik merupakan pupuk yang telah diformulasikan khusus dari garam-garam mineral yang larut dalam air, mengandung unsur-unsur hara penting yang diperlukan tanaman bagi tumbuh dan berkembang. Nutrisi ini terdiri dari 2 bagian yaitu bagian A dan bagian B, dan biasanya disebut AB mix.

Cara penggunaannya  sangat mudah, hanya dengan mencampurkan masing-masing bagian A dan bagian B  dengan air, satu persatu secara terpisah, sesuai petunjuk yang diberikan produsen nutrisi tersebut untuk menjadikan larutan stok / pekatan. Larutan stok ini perlu dicairkan lagi dengan air jika hendak digunakan. ( Jangan mencampurkan larutan A dan Larutan B sekaligus karena akan terjadi pengendapan ).

Berikut komposisi baik larutan A maupun larutan B : Komposisi larutan A adalah (1). Kalsium nitrat: 1176 gram. (2). Kalium nitrat: 616 gram. (3). Fe EDTA: 38 gram. Dan komposisi larutan B adalah : (1). Kalium dihidro fosfat: 335 gram. (2). Amnonium sulfat: 122 gram. (3). Kalium sulfat: 36 gram. (4). Magnesium sulfat: 790. (5). Cupri sulfat: 0,4 gram. (6). Zinc sulfat: 1,5 gram. (7). Asam borat: 4,0 gram. (8). Mangan Sulfat: 8 gram. (9). Amonium hepta molibdat: 0,1 gram.

Satu bungkus A maupun B, beratnya masing-masing sekitar 1250 g, dan dilarutkan dalam jrigen 5L. pH air bakunya harus tidak lebih dari 5,5, jadi setel dulu pH air sebelum meng-adoni pupuk A-B mix. Kalau pH air bakunya enam ke atas, maka sebagian kelat EDTA akan berubah kembali menjadi garam biasa, bergabung dengan Ca dari kalsium nitrat, dan menjadi endapan. Jadi pH air bakunya harus disetel dahulu, dan mencapai pH 5,5 ke bawah. Sayang hal ini jarang dilakukan, dan terjadilah endapan.

Unsur hara yang di serap dari udara adalah C, O, dan S, yaitu berasal dari CO2, O2, dan SO2. Penyerapan N baik dari udara maupun dari tanah diasimilasikan dalam proses reduksi dan aminasi. Nitrogen (N) udara diserap dari N2 bebas lewat bakteri bintil akar dan NH3 di serap lewat stomata tanaman.

Tanaman menyerap CO2 sebanyak 30 kali lebih besar dari emisi CO2 oleh manusia. Ini merupakan penyerapan CO2 yang besar. Sekilas pandang, tampak bahwa kadar karbon atmosfir akan segera menurun, namun kenyataannya malah meningkat – apa yang salah?

Ternyata sebagian besar karbon yang diserap oleh tanaman akandikembalikan ke atmosfer melalui proses dekomposisi biomasa tanaman.

Bahan biomasa tanaman adalah molekul organik kompleks yang mudah terdegradasi menjadi molekul anorganik sederhana, seperti karbon dioksida. Hal ini terjadi melalui sejumlah mekanisme dekomposisi bahan organik.

Karbon dioksida diserap melalui pori-pori kecil di daun yang disebut stomata. Karbon dioksida kemudian disintesis dengan air menggunakan energi matahari yang diserap oleh chorophyll untuk menghasilkan molekul gula dan oksigen.

Adapula unsur hara yang dapat diserap oleh akar dalam bentuk khelat yaitu ikatan kation logam dengan senyawa organic : (1). Nitrogen (N) diserap dari tanah dalam bentuk anion nitrat (NO2-), nitrit (NO3-) dan kation ammonium (NH4+). (2). Phosphorus (P) diserap dari tanah dalam bentuk anion (H2PO4- atau HPO42- ). (3). Sulfur (S) diserap dari tanah dalam bentuk anion sulfat (SO42-) dalam jumlah sedikit diserap oleh daun dalma bentuk gas SO2. (4). Kalium (K) diserap dalam bentuk kation K+. (5). Magnesium (Mg) diserap dalam bentuk kation Mg2+. (6). Kalsium (Ca) diserap dalam bentuk kation Ca2+. (7). Besi (Fe) diserap dalam bentuk kation Fe2+ dan Fe3+. (8). Mangan (Mn) diserap dalam bentuk kation Mn2+. (9). Seng (Zn) diserap dalam bentuk kation Zn2+. (10). Boron (B) diserap dalam bentuk anion borate (BO33- atau B4O72-). (11). Tembaga (Cu) diserap terutama dalam bentuk kation Cu2+. (12). Molibdenum (Mo) diserap dari tanah dlaam bentuk kation molybdate (MoO22+)

Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasoan air yang pas-pasan. Hidroponik (Inggris: hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilless.

Hidroponik merupakan penanaman tanaman dengan menggunakan nutrisi mineral berbentuk larutan dalam air, tanpa tanah. Tanaman daratan dapat tumbuh dengan akar mereka dalam larutan mineral nutrisi atau dalam media inert, seperti perlit, kerikil, wol mineral, atau sabut kelapa. Budidaya hidroponik biasanya dilaksanakan di dalam rumah kaca (greenhouse) untuk menjaga supaya pertumbuhan tanaman secara optimal dan benar-benar terlindung dari pengaruh unsur luar seperti hujan, hama penyakit, iklim. Tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik meliputi golongan tanaman hortikultura yang meliputi tanaman sayur, tanaman buah, tanaman hias, pertamanan, dan tanaman obat-obatan. Pada hakekatnya berlaku untuk semua jenistanaman baik tahunan, biennial, maupun annual. Pada umumnya merupakan tanaman annual (semusim).

Prinsip dasar hidroponik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu hidroponik metode substrat dan metode kultur air. Hidroponik metode substrat adalah teknik hidroponik yang tidak menggunakan air sebagai media, tetapi menggunakan media padat (bukan tanah) yang dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air, dan oksigen serta mendukung akar tanaman seperti halnya tanah. Hidroponik metode kultur air dilakukan dengan menumbuhkan tanaman dengan air (Lingga, 2011).

Sistem pemberian larutan nutrisi pada budidaya hidroponik ada berbagai macam, beberapa sistem pemberian larutan nutrisi yang sering digunakan dalam sistem hidroponik antara lain : 1) Sistem rendam, Pemberian larutan nutrien ditempatkan di dasar pot yang kedap air, sehingga larutan merendam akar tanaman. 2) Sistem tetes, Pemberian larutan dilakukan dengan mengalirkan larutan ke dalam selang irigasi dengan bantuan pompa. Pada selang dipasang alat tetes yang dapat menyalurkan nutrisi pada setiap tanaman. Keunggulan sistem tetes yaitu volume larutan yang akan diberikan dapat diatur. 3) Sistem siram, Tanaman disiram seperti pada budidaya konvensional. Untuk mengurangi penguapan berlebih tanaman 10 dilakukan pengkerudungan dengan plastik. 4) Sistem semprot, Sistem semprot baik dilakukan di tempat luas dalam suatu rumah kaca yang dilengkapi dengan pengaturan suhu dan kelembaban. 5) Sistem air mengalir, Sistem air mengalir disebut juga NFT (Nutrient Film Technique).

Bertanam secara Hidroponik dapat berkembang dengan cepat, karena cara ini mempunyai banyak kelebihan. Keunggulan penanaman hidroponik system NFT adalah: 1) lebih hemat penggunaan nutrisi, 2) lebih tepat dalam pemberian dosis nutrisi, 3) ketersediaan nutrisi dalam tanaman terpenuhi setiap saat, 4) produk tanaman dalam system NFT tidak menggunakan pestisida, 5) ketika larutan nutrisi berputar dalam system yang cukup sehingga akar akan bernafas dengan baik, 7) dan rasa tanaman lebih enak (UPT UIRA Agro, 2015).

Adapun media tanam yang dapat digunakan dalam hidroponik menurut Nurlaeny (2014) banyak jenisnya antara lain : 1) Sekam padi, adalah kulit biji padi yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar, atau sekam mentah (tidak dibakar), keduanya memiliki tingkat porositas yang sama. 2) Batang pakis, berasal dari tanaman pakis yang lebih tua dan kering, sifatnya mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, tidak mudah lapuk, bisa dipakai dari fase pembibitan sampai tanaman dewasa, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus akar. 3) Coco peat, karakteristiknya mampu menahan dan mengikat air dengan kuat.

Hidroponik NFT adalah pengerjaan atau pengelolaan air yang digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan juga sebagai tempat akar tanaman menyerap unsur hara yang diperlukan dimana budidaya tanamannya dilakukan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Hidroponik NFT juga termasuk bercocok tanam dalam air dimana unsur hara telah dilarutkan di dalamnya. Dalam sistem irigasi hidroponik NFT (Nutrient Film Technique), air dialirkan ke deretan akar tanaman secara dangkal. Akar tanaman berada di lapisan dangkal yang mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman. Perakaran dapat berkembang di dalam nutrisi dan sebagian lainnya berkembang di atas permukaan larutan. Aliran air sangat dangkal, jadi bagian atas perakaran berkembang di atas air yang meskipun lembab tetap berada di udara. Di sekeliling perakaran itu terdapat selapis larutan nutrisi (Indoagrow 2012).

NFT (Nutrient Film Technique) merupakan jenis hidroponik yang berbeda dengan hidroponik substrat. Pada NFT, air bersirkulasi selama 24 jam terus-menerus (atau terputus). Sebagian akar terendam air dan sebagian lagi berada di atas permukaan air. Penyerapan nutrisi merupakan komponen penting dalam budidaya NFT. Namun seringkali nutrisi yang diberikan tidak dapat diserap tanaman karena aliran nutrisi yang tidak dapat merata di seluruh permukaan talang sehingga akar tidak tersentuh aliran nutrisi akibatnya pertumbuhan tanaman terhambat. Peran media sangat diperlukan dalam penyebaran nutrisi di dalam talang sehingga perlu dikaji macam media apa yang tepat untuk NFT untuk mendukung penyerapan nutrisi oleh tanaman

Teknik hidroponik NFT, tanaman ditempatkan pada stereofoam dengan akar menjuntai di bawahnya. Stereofoam tersebut ditempatkan pada sebuah talang yang dipasang dengan kemiringan 5% (turun 5 cm/m). Talang tersebut lalu dialirkan nutrisi setinggi 3-4 mm secara terus menerus ataupum berseling (dengan batas waktu maksimal tidak dialiri larutan selama 10 menit). Nutrisi yang telah dialirkan ke dalam talang dikembalikan lagi ke dalam tendon (Diansari 2008).

NFT merupakan model budidaya hidroponik dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal. Air tersebut tersirkulasi dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Perakaran bisa berkembang di dalam larutan nutrisi. Karena di sekeliling perakaran terdapat selapis larutan nutrisi, maka sistem ini dikenal dengan nama nutrient film technique (NFT) (Lingga, 2011).

Keuntungan dari teknik budidaya ini adalah pertumbuhan tanaman lebih cepat, kualitas hasil tanaman dapat terjaga, dan dihasilkan produk yang off season sehingga dapat dipanen ketika dibutuhkan. Sedangkan kelemahannya yaitu nutrisi yang diperlukan bagi tanaman dapat menyebabkan kerusakan pada pompa perendaman. Jika pompa perendaman gagal, atau jika ada kegagalan listrik, tanaman tidak akan mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup (Ditya 2010).

Kualitas air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman secara hidroponik mempunyai tingkat salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm, atau mempunyai nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm serta tidak mengandung logam-logam berat dalam jumlah besar karena dapat meracuni tanaman. (Agriculture Online, 2009)

Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih sefamili dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina dan Malaysia, di Indonesia dan Thailand (Anonim, 2012a). Adapun klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Rhoeadales, Famili : Brassicaceae, Genus : Brassica, Spesies : Brassica rapa L

Yogiandre,dkk.,(2011) menyatakan tanaman pakcoy merupakan salah satu sayuran penting di Asia, atau khususnya di China. Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak membentuk kepala,

tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun, berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman mencapai tinggi 15–30 cm.

Keragaman morfologis dan periode kematangan cukup besar pada berbagai varietas dalam kelompok ini. Terdapat bentuk daun berwarna hijau pudar dan ungu yang berbeda. Lebih lanjut dinyatakan pakcoy kurang peka terhadap suhu ketimbang sawi putih, sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi lebih luas. Vernalisasi minimum diperlukan untuk bolting. Bunga berwarna kuning pucat (Hernowo, 2010).

Menurut Sutirman (2011) pakcoy bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.Tanaman pakcoy dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Tanaman pakchoy tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur (Anonim, 2012b).

Pakcoy ditanam dengan benih langsung atau dipindah tanam dengan kerapatan tinggi; yaitu sekitar 20– 25 tanaman/m2, dan bagi kultivar kerdil ditanam dua kali lebih rapat. Kultivar genjah dipanen umur 40-50 hari, dan kultivar lain memerlukan waktu hingga 80 hari setelah tanam. Pakcoy memiliki umur pasca panen singkat, tetapi kualitas produk dapat dipertahankan selama 10 hari, pada suhu 0.

Menurut Fahrudin (2009) manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan, bijinya dimanfaatkan sebagai minyak serta pelezat makanan. Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.

Kandungan vitamin E pada sawi dapat berfungsi sebagai antioksidan utama di dalam sel. Sawi termasuk dalam kategori sangat baik sebagai sumber vitamin E. Kebutuhan rata-rata vitamin E mencapai 10-12 mg/hari. Kandungan vitamin E pada sawi juga berperan baik untuk mencegah penuaan (Anonim, 2012a).

Kandungan vitamin K pada sawi sangat tinggi, yaitu mencapai 419,3 mkg. Vitamin K sangat berguna untuk membantu proses pembekuan darah, sehingga sering disebut sebagi vitamin koagulasi. Vitamin K mempunyai potensi dalam mencegah penyakit-penyakit serius, seperti penyakit jantung dan stroke, karena efeknya mengurangi pengerasan pembuluh darah oleh faktor timbunan plak kalsium.

Kandungan kalsium yang tinggi pada sawi dapat mengurangi hilangnya bobot tulang yang biasa terjadi pada usia lanjut. Tekanan darah tinggi juga dapat disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium di dalam darah. Mineral lain yang cukup berarti pada sawi adalah magnesium. Kandungan magnesium pada sawi sangat berguna untuk mereduksi stres dan membantu membentuk pola tidur yang baik (Sutirman, 2011).

Selain dikenal sebagai tanaman sayuran daerah iklim sedang (subtropis) tetapi saat ini berkembang pesat di daerah panas (tropis). Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah daerah yang mempunyai suhu malam hari 15,6°C dan siang hari 21,1°C serta penyinaran matahari antara 10-13 jam per hari.

Meskipun sawi bukan merupakan tubuhanasli indonesiaa namaun sawi dapat tumbuh bak pada iklim indonesia. Tanaman sawi dpat dibudidayakn didareh dengan keringgian tempat dari 5 – 1.200 dpl. Walaupun lebih optimal di daratan tinggi tetapi sawi juga tetap bisa dibududayakan di dataran rendah bahkan mempunyai beberapa keistimewaan dibandingkan dengan yang di bududayakan di dataran tinngi seperti contoh sawi yang di budidayakan di datan rendah mempunyai kesegaran sekiat 1 minggu sedangkan jika di budidayakan didatan tinggi sekitar empat hari. Teteapi jika dibudidayaka di dataran rendah pengairan dari tanman ini perlu diperhatikan (caturini,2010).

Cara penanamannya yang terbilang cukup mudah dan tidak mengeluarkan banyak biaya membuat pakcoy kerap ditanam masyarakat. Dengan mempraktikkan cara menanam pakcoy sistem hidroponik semacam ini, Anda bisa mendapatkan hasil yang menguntungkan tanpa harus bercocok tanam di kebun pada umumnya.

Berikut cara menanam pakcoy hidroponik yang bisa Anda praktikkan di rumah. Alat: (1). Baskom persegi (2). Rockwool atau bisa diganti spons tipis (3). Styrofoam seukuran baskom (4). Gunting (5). Benih (6). Air secukupnya

Tata cara: (1). Siapkan styrofoam dan potong sesuai ukuran baskom. (2). Buatlah lubang pada permukaan styrofoam sebesar uang recehan 100 sebanyak mungkin. (3). Buatlah potongan rockwool sebesar lubang yang terdapat pada styrofoam. (4). Pasang potongan rockwool pada styrofoam dan masukkan benih pakcoy ke dalamnya dengan jarak sekitar 0,5—1 cm. (5). Masukkan air pada baskom hingga mencapai level setengah baskom dan mampu menjangkau dasar rockwool. (6). Tutup baskom dengan styrofoam hingga tidak ada sinar yang mampu masuk ke dalamnya. (7). Setelah 2 minggu akan ada benih yang keluar dan langsung bisa memaparkannya di bawah sinar matahari. (8). Pastikan juga Anda membasahi benih tersebut dengan air dan menjaga dari kekeringan. (9). Setelah bibit tanaman tumbuh, bisa dipindahkan ke net (10). Untuk net pot, bisa menggunakan kemasan gelas air minum yang dilubangi pada dasarnya. (11). Pindahkan rockwool yang berisi benih pada net pot dan masukkan net pot pada baskom lain yang juga dilengkapi dengan styrofoam berlubang sebesar gelas air kemasan. (12). Isikan air yang bernutrisi pada baskom hingga air menyentuh rockwool. (13). Lakukan perawatan hingga pakcoy tumbuh dengan subur.

Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dari menanam pakcoy sistem hidroponik ini, Anda harus selalu mengecek air nutrisi pada baskom. Untuk air nutrisi, bisa dibuat dengan mencampurkan pekatan A dan pekatan B sebanyak 1,5 ml.

Pastikan tanaman selalu Anda kontrol setiap saat dan tak lupa untuk memastikan air selalu tetap menyentuh rockwool. Jika perawatan Anda lakukan dengan benar, hasil tanaman sayur yang akan didapat pun akan maksimal.

Nutrisi hidroponik AB Mix merupakan nutrisi hidroponik yang populer digunakan untuk budidaya hidroponik. AB Mix merupakan campuran antara pupuk A dan pupuk B. Pupuk A mengandung unsur kalium sedangkan pupuk B mengandung sulfat dan fosfat. Ketiga unsur ini tidak boleh dicampur dalam keadaan pekat agar tidak menimbulkan endapan.

Perlu diketahui bahwa akar tanaman hanya dapat menyerap nutrisi yang benar-benar telah terlarut dalam air. Apabila nutrisi atau pupuk yang digunakan belum terlarut sempurna maka akan menyebabkan terhambatnya penyerapan unsur hara dan juga bisa menyebabkan terjadinya sumbatan pada pipa-pipa hidroponik.

Satu set nutrisi hidroponik yang terdiri dari pupuk A dan pupuk B mengandung 9.90% NO3, 0.48% NH4, 4.83% P2O5, 16.50% K2O, 2.83% MgO,11.48% CaO, 3.81% SO3, 0.013% B, 0.025% Mn, 0.015% Zn, 0.002% Cu, 0.003% Mo dan 0.037% Fe atau tergantung dari jenis tanamannya, apakah untuk sayur daun, buah atau lainnya.

Dari hasil pembuatan larutan di atas, larutan pekatan AB Mix A akan berwarna hijau kecoklatan sedangkan larutan pekatan AB Mix B akan berwarna putih keruh. Setelah larutan pekatan dibuat, tempat dan cara penyimpanannya juga perlu diperhatikan.

Wadah penyimpanan atau jirigen dimana pekatan larutan ditampung sebaiknya tidak terkena sinar matahari langsung dan disimpan di tempat yang gelap dan sejuk. Agar terhindar dari tumbuhnya lumut dan jamur yang dapat menyerang akar tanaman dan menyebabkan penyakit busuk akar.

Pekatan A dan B dalam penyimpanannya tidak dapat dicampur karena apabila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion sulfat dalam pekatan B akan terjadi reaksi yang menghasilkan endapan kalsium sulfat sehingga unsur Ca dan S tidak dapat diserap oleh akar.

Tanaman pun akan menunjukkan gejala kekurangan Ca dan S. Demikian juga apabila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion fosfat dalam pekatan B, akan terjadi endapan kalsium fosfat, sehingga unsur Ca dan P tidak dapat diserap oleh akar. Keunggulan dari nutrisi hidroponik AB Mix ini adalah terdapat pada kelengkapan unsur haranya, sedangkan kekurangannya adalah dapat meyebabkan tanaman terbakar bila diberikan pada tanaman dalam dosis yang terlalu banyak (berlebihan).

Saat ini nutrisi hidroponik tersedia untuk berbagai jenis tanaman seperti paprika atau cabai, tomat, melon, timun, terong, selada, anggrek, mawar, krisan, anturium dan lain-lain

III.   BAHAN DAN METODA

A. Tempat Dan Waktu

Praktikum ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution, No. 113 Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Praktikum ini dilaksanakan selama 2 bulan, terhitung mulai dari bulan September sampai dengan bulan Oktober 2019.

B. Bahan Dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : (1). Benih Sawi Pakcoy, (2). Air bersih, (3). Gembor, (4). Rockwoll, (5). Net pot, (6). Mesin pompa air (7). Nutrisi AB Mix, Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : (1). Tray Semai/baki /talam (2). Talang guli hidroponik, (3). Gelas ukur, (4). Alat ukur kepekatan larutan / TDS Meter, (5). Pipa Paralon, (6). Bak Penampung Nutrisi, (7). Mesin Pompa Air, (8). Besi Penyangga Talang Guli, (9). Timbangan Analitik, (10).

C. Pelaksanaan Praktikum

1. Persemaian Benih

Persemaian merupakan tahap awal dari proses pembudidayaan tanaman. Adapun tahapan persemaian sebagai berikut : (1). Siapkan RockWoll kemudian dipotong dengan ukuran 2 cm x 2 cm. (2). Buat lubang pada RockWoll dengan alat pelubang, ukuran lubang disesuaikan dengan ukuran benih yang akan disemai, kedalaman 1 cm. (3). Masukkan benih pada lubang yang telah dibuat pada rockwoll. (4). Setelah semua lubang diberi benih, letakkan Rockwoll dalam wadah nampan – siram rockwoll sampai lembab dan simpan pada tempat yang tidak terkena cahaya. (5). Persemaian di cek setiap hari, jika telah ada yang bertunas maka dapat dipindahkan ketempat yang agak terkena cahaya matahari

2. Pembersihan Talang

(1). Talang digosok menggunakan bros, untuk menghilangkan lumut dan kotoran yang menempel pada talang kemudian dicuci menggunakan deterjen. (2). Talang disusun pad arak hidroponik. (3). Isi bak dengan air sebanyak 20 Liter. (4). Hidupkan pompa air untuk mengalirkan air dari bak ke talang.

3. Desinfektan Talang

(1). Bak yang sudah berisi air kemudian ditambahkan bayclin dengan konsentrasi 2 ml/l. (2). Desinfektan talang dengan cara mengalirkan larutan bayclin selama 24 jam. (3). Setelah didesinfektan selama 24 jam talang dicuci kembali dan dikeringkan.

4. Pengaliran Air

(1). Isi bak dengan air bersih sesuai volume bak (80 liter). (2). Hidupkan kembali pompa air untuk mengalirkan air. (3). Cek kebocoran pada aliran air. (4). Cek pH air dimana pH air yang dibutuhkan yaitu 6,5 apabila pH air diatas 6,5 maka ditambahkan larutan Asam Sulfat apabila dibawah 6,5 maka ditambahkan larutan KOH

5. Pengaturan Nutrisi

(1). Setelah pengaliran air normal dan pH air telah sesuai dengan yang dibutuhkan maka selanjutnya dilakukan penambahan nutrisi. (2). Masukkan larutan nutrisi A dan B dengan konsentrasi masing – masing 5 ml. (3). Cek larutan nutrisi menggunakan EC. (4). Konsentrasi nutrisi untuk sayuran daun berkisar 1,5 – 2,5 EC.

6. Pemindahan Bibit ke Talang

(1). Bibit yang tumbuh dengan baik jika jumlah daun 3 – 4 helai pada umur 10 – 14 hari dan bibit siap untuk dipindahkan. (2). Pindahkan bibit yang sudah layak tanam, pilih bibit yang seragam. (3). Penanaman dengan jarak lubang yang sudah ada pada talang yaitu 20 cm.

7. Pengontrolan Nutrisi

(1). Air dan nutrisi dicek setiap hari. (2). Apabila air berkurang maka dilakukan penambahan air dan nutrisi sesuai dengan kebutuhan.

8. Pengendalian Hama  dan Penyakit

(1). Tanaman dicek setiap hari, apabila terjadi serangan hama atau penyakit maka dilakukan pengendalian secara mekanik. (2). Selain itu juga dilakukan pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan pestisida nabati.

9. Panen

Panen dilakukan apabila tanaman telah menunjukkan kriteria panen atau pada umur 30 sampai 40 hari setelah semai.

D. Parameter Pengamatan

1. Tinggi Tanaman

Pengamatan terhadap tinggi tanaman dilakukan secara periodik yaitu 1 minggu sekali, dengan cara mengukur dari pangkal batang sampai ujung daun tertinggi pada setiap tanaman sampel. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

2. Panjang Akar

Pengamatan terhadap panjang akar dilakukan diakhir praktikum, yaitu saat panen dengan cara mengukur dari pangkal akar sampai ujung akar pada setiap tanaman sampel. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel.

3. Jumlah Daun

Pengamatan terhadap jumlah daun dilakukan secara periodik yaitu 1 minggu sekali, dengan cara menghitung jumlah daun pada setiap minggunya pada setiap tanaman sampel. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

4. Berat Segar Tanaman

Pengamatan terhadap berat segar tanaman dilakukan diakhir praktikum yaitu saat panen dengan cara menimbang tanaman pada setiap tanaman sampel. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel.

5. Produksi per Rak

Produksi per rak dihitung pada akhir praktikum atau pada saat pemanenan. Produksi per rak dihitung dengan cara berat sampel C1 dikali jumlah banyak netpot dalam 1 kelompok dan juga sampel C2 dikali jumlah banyak netpot dalam 1 kelompok.
 
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang pas-pasan.

Nutrient Film Teknik (NFT) merupakan penanaman tanaman menggunakan aliran tipis seperti film. Larutan yang tipis tersebut dialirka pada akar tanaman melalui system channel dengan ukuran ketebalan aliran (0,5). Ada beberapa hal mengapa penanaman dengan system ini lebih baik dibandingkan dengan penanaman dengan sisitem konvensional.

Keunggulan penanaman dengan system NFT : (1). Lebih hemat penggunaan nutrisi. (2). Lebih hemat biaya pembelian nutrisi. (3). Ketersediaan nutrisi dalam tanaman terpenuhi setiap saat. (4). Lebih tepat dalam pemberian dosis nutrisi

Keunggulan pada produk : (1). Ketika larutan nutrisi berbutar dalam sisitem NFT, permukaan akar tanaman akan mendapatkan udarea dan cahaya yang cukup sehingga akar akan bernafas dengan baik. (2). Produk tanaman dengan sisitem NFT tidak menggunakan pestisida. (3). Produk tanaman akan lebih cepat dengan system NFT. (4). Produk lebih bersih dan tidak cacat. (5). Pemanenan lebih murah. (6). Rasa tanaman lebih enak


Hasil dari praktikum ini yaitu diperoleh data : (1). Tinggi tanaman pak coy tersebut diperoleh data, tinggi tanaman sampel C1 yaitu 26 cm, dan tinggi tanaman sampel C2 yaitu 25 cm. (2). Panjang akar tanaman pak coy tersebut diperoleh data sampel C1 yaitu 13 cm, dan panjang akar sampel C2 yaitu 11 cm. (3). Jumlah daun pak coy tersebut diperoleh data sampel C1 yaitu 15 helai dalam 1 batang, dan sampel C2 sebanyak 16 helai dalam satu batang. (4). Berat segar tanaman pak coy tersebut diperoleh data sampel C1 yaitu 108,8 gram, dan sampel C2 yaitu 109,1 gram. (6). Berat produksi pak coy per rak yaitu diperoleh data sampel C1 seberat 9.729 gram, dan berat produksi per rak untuk sampel C2 seberat 9.819 gram.


B.     Saran

Dalam pelaksaan praktikum hidroponik ini sebaiknya parameter pengamatan diberikan diawal kegiatan dan diajarkan juga dalam pemberian nutrisi secara bersama, dan juga diajarkan cara membuat nutrisi hidroponik secara organik.

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Rahman Arinong, Hermaya Rukka, dan Lisa Vibriana. 2008. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi dengan Pemberian Bokashi. Jurnal Agrisistem(2)Http://S3.Amazonaws.Com/Academia.Edu.Document/37053423/1. diakses 29 November 2019.

Ansyari, Isya. 2013. Sejarah Singkat Hidrologi. https://learnmine.blogspot.com/2013/05/sejarah-singkat-tentang-Hidrologi.html. Diakses Pada 29 Oktober 2019

Anas, D. Susila,. 2006.”Panduan Budidaya Tanaman Sayuran”.Departemen Agronomi dan Holltikultura. Fakultas Pertanian IPB.

Anonymous. 2018. Nutrisi Ab Mix Untuk Tanaman Hidroponik. https://8villages.com/full/petani/article/id/5ad1c95cc5a954af3e0c497d. Diakses Pada 29 Oktober 2019

Anonim, (2012a), Budidaya Pakcoy, http://usahaswadaya.blogspot.com/2011.06/ budidaya pakcoy. html. Diakses Pada 31 Oktober 2019

Anonim, (2012b), Budidaya Pakcoy, http:// budidaya pakcoy / sawi_ pdf, Diakses Pada 31 Oktober 2019

Agriculture Online. 2009. Teknik Budidaya Sayuran Secara Hidroponik.(Online http://cerianet-agriculture.blogspot.com, Diakses Pada 30 oktober 2019

BPS. 2018. Statistik Tanaman Buah- Buahan Dan Sayuran Tahunan. BPS:Jakarta

Caturini, R., (2010), Pakcoy siap panen dalam 1,5 bulan (1) : http://peluangusaha.kontan.co.id/news/pakcoy-siap-panen-dalam-15-bulan-1-1, Diakses Pada 01 November 2019

Ditya 2010. Makalah Sistem Hidroponik NFT. http://dityawan.blogspot.com. Diakses Pada 01 November 2019 .
Diansari Muthia 2008. Pengaturan Suhu, Kelembaban, Waktu Pemberian Nutrisi, dan Waktu Pembuangan Air untuk Pola Cocok Tanam Hidroponik Berbasis Mikrikontroler AVR ATMEGA 8535. Skripsi. Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Fahrudin, F., (2009),Budidaya Caisim (Brassica juncea L.) Menggunakan Ekstrak Teh Dan Pupuk Kascing, Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret,Surakarta

Hernowo, B., (2010), Panduan Sukses Bertanam Buah dan Sayuran, Penerbit Cable Book, Klaten

Istanto, Agus. 2013. Laporan Praktikum Gus..Pertanian. http://agusistantooyi.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-hidrologi-pertanian.html Diakses Pada 30 Oktober 2019.


Indoagrow 2012. Sistem Hidroponik NFT. http://indoagrow.wordpress.com.Diakses pada 01 November 2019
Kunto Herwibowo dan N.S. Budiana. 2014. Hidroponik Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta Timur. hal 25.

Kurniawan, Deni. 2015. Masalah Yang Dihadapi Petani Sawi. https://www.kompasiana.com/denikurniawan/55090eb5a33311e7252e39fd/masalah-yang-dihadapi-petani-sawi oleh deni kurniawan Diakses Pada 30 Oktober 2019.

Lahadassy, J., A, M. M., & A, H. S. (2007). Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Pada Daun Gamal Terhadap Tanaman Sawi. Jurnal Agrisistem, 3, 6 , 51–55.

Lesmawarid, Darma. 2014. Laporan Hidroponik.  http://bloglesmawardi.blogspot.com/2014/12/laporan-hidroponik.html Diakses Pada 28 Oktober 2019

Lingga, P. 2011. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Cetakan XXXII. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

Matanari, Paulus Rejeki. 2018. Produksi Tiga Jenis Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Yang Diberi Perlakuan Berbagai Pupuk Organik. Universitas Sumatra Utara: Medan

Nurlaeny. 2014. Teknologi Media Tanam Dan System Hidroponik. Unpad Press: Bandung.

Novizan. 2007. Petunjuk Pempukan Yang Efektif. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Puri Garden. 2017. Mengenal Lebih Dalam Apa Itu Nutrisi AB Mix. https://puriegarden.com/blog/mengenal-lebih-dalam-apa-itu-nutrisi-ab-mix. Diakses pada 28 oktober 2019

Paat, M. 2012.Analisis Pendapatan Usahatani Pakcoy Non-Organik Dan Pakcoyorganik Kota Tomohon.Artikel. Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Suhardianto, A. dan K. M. Purnama. 2011. Penanganan Pasca Panen Caisin(Brassicacampestrisl.) Dan Pak Choy (Brassica Rapal.) Dengan Pengaturansuhu Rantai Dingin (Coldchain).Laporan Penelitian Madya Bidang Ilmu.FMIPA. Universitas Terbuka.

Sukmawati, S. 2012. Budidaya Pakcoy (Brassica Chinensis.L) Secara Organikdengan Pengaruh Beberapa Jenis Pupuk Organik.Karya Ilmiah. PoliteknikNegeri Lampung.

Sutirman , (2011), Budidaya Tanaman Sayuran Sawi di Dataran Rendah Kabupaten Serang Provinsi Banten

UPT kebun UIRA Agro Wisata. 2015. Panduan Cara Penanaman Tanaman Sayuran Hidroponik dengan Sistem Nutrient Film Teknik (NFT). Universitas Islam Riau.


Vina K. Syifa. 2016. Kombinasi Berbagai Sumber Bahan Organik dan Arang terhadap Efisiensi Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa L.) di Tanah Pasir Pantai Samas Bantul. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta. Skripsi. Hal 28-29.

Yogiandre, R., W. Irawan., M. Laras., F. Cantika., C. Naomi., D. Pratama., R.Rahendianto., S. N. Cholidah. dan E. Rahayu. 2011. Komoditas Pakcoyorganik.Laporan Praktikum. Program Studi Agribisnis. UniversitasPadjadjaran.

Yogiandre, dkk., (2011), Budidaya Pakcoy, http://kios.tabloidtransagro.com/budidaya_pakcoy, Diakses 02 November 2019