Contoh Laporan Praktikum Pada Tanaman Jagung Pelangi
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok.Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun yang lalu. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung budi daya (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis).
Manfaat Jagung bagi Kesehatan yaitu, 1). Mengatasi konstipasi, Untuk mengatasi sembelit atau konstipasi, ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu perbanyak aktivitas fisik (olahraga), minum air putih, dan perbaiki pola makan. Makanan yang harus masuk ke sistem pencernaan kita saat mengalami konstipasi, diutamakan yang mengandung banyak serat. Makanan jenis ini merupakan obat pencahar alami yang baik untuk membantu mengatasi gangguan pencernaan tersebut. Salah satu makanan yang direkomendasikan adalah jagung. Olahan jagung yang juga dianggap efektif mengatasi konstipasi adalah popcorn atau berondong jagung. Hanya saja, jauhkan tambahan lain, seperti garam dan mentega, agar kebaikannya dapat dirasakan tubuh secara maksimal. Jagung dan popcorn termasuk kelompok padi-padian utuh. Menambahkan porsi padi-padian utuh dalam diet adalah solusi efektif dalam mengobati sembelit .
2). Menurunkan risiko diabetes dan mengontrol kadar gula darah Jagung termasuk dalam kelompok makanan dengan indeks glikemik rendah, sehingga baik bagi Anda yang mengalami prediabetes, suatu keadaan yang menunjukkan Anda berisiko mengalami diabetes tipe 2. Penderita diabetes sebaiknya memilih sumber karbohidrat dengan bijak, karena karbohidrat dapat menaikkan kadar gula darah. Sumber karbohidrat yang didapatkan dari sayuran yang mengandung pati dapat menjadi salah satu pilihan yang baik karena karbohidrat jenis ini adalah karbohidrat kompleks yang baik bagi kesehatan. Jadi, penderita diabetes bisa memanfaatkan jagung sebagai salah satu sumber karbohidrat yang sehat. 3). Baik untuk kesehatan jantung.
Manfaat jantung yang kaya nutrisi juga memiliki dampak baik bagi kesehatan jantung. Berbagai penelitian menemukan bahwa pola makan tinggi serat dan protein serta menghindari lemak jahat, merupakan salah satu faktor penting dalam pencegahan penyakit jantung. Salah satu jenis makanan ini adalah jagung. Mereka yang rutin mengonsumsi jagung dan kacang-kacangan sebagai pengganti nasi putih, terlihat memiliki risiko lebih kecil untuk terkena penyakit jantung.
Berdasarkan hitungan Direktoran Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) Kementan, produksi jagung dalam 5 tahun terakhir meningkat rata-rata 12,49 persen per tahun. Itu artinya, tahun 2018 produksi jagung diperkirakan mencapai 30 juta ton pipilan kering (PK).
Hal ini juga didukung oleh data luas panen per tahun yang rata-rata meningkat 11,06 persen, dan produktivitas rata-rata meningkat 1,42 persen (Aram I, BPS 2018).
Petani di Kabupaten Pelalawan, Riau enggan untuk bertanam jagung. Padahal lahan pertanian untuk tanaman jagung tersedia bahkan didukung oleh kondisi alam yang sangat menunjang. Keengganan petani untuk menanam jagung karena tidak adanya jaminan pasar yang pasti bagi petani, ujar Pahlefi. Menurutnya, produksi jagung lebih besar dibutuhkan oleh industri. Sehingga harga jagung tidak sesuai dengan harapan para petani.Jagung industri yang membutuhkan, untuk jumlah besar, tentunya akan kembali kepada masalah harga. Ini yang menjadi keluhan, karena produksi yang besar hanya bisa dijual ke industri, jelas Pahlefi., Pelalawan mempunyai dua kawasan pertanian jagung, yakni di Kecamatan Kuala Kampar dan Teluk Meranti. Saat ini kita juga masih rendah untuk produksi jagung. Karena tak ada jaminan pasar bagi para petani jagung, tandas Syah Pahlefi.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Assyifa Szami Ilman, mengatakan, salah satu permasalahan dalam produksi jagung nasional adalah rendahnya produktivitas Untuk itu, pemerintah sebaiknya mendorong berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas jagung nasional.
Cuaca adalah faktor yang sangat menentukan dalam produksi jagung Tanah Air. Cuaca buruk dapat menyebabkan tertundanya musim tanam. Tertundanya musim tanam dapat menghambat pertumbuhan jagung yang optimal. pada tahun 2009/2010, produktivitas jagung nasional turun sebesar 0,45 % dari periode sebelumnya akibat El Nino.
Jagung pelangi merupakan jagung dari berbeda warna yang ditanam secara berdekatan yang kemudian disilangkan dengan menggunakan hewan atau manusia, tanaman jagung pelangi ini biasanya disilangkan dengan warna kuning, putih, merah dan hitam sehingga di dalam satu tongkol jagung tersebut diperoleh warna jagung yang berwarna-warna yang biasa disebut orang yaitu jagung pelangi.
Persilangan adalah suatu teknik mengawinkan bunga dengan meletakkan pollen atau serbuk sari pada stigma (lubang atau rongga yang dangkal berisi cairan kental agak lengket sebagai tempat meletakkan pollen dan masuknya tabung pollen ke dalam ovari (bakal buah) pada waktu polinasi/penyerbukan. Dikenal dua macam persilangan, yaitu perkawinan sendiri (selfing) dan perkawinan silang (crossing). Perkawinan sendiri (selfing) adalah perkawinan dengan meletakkan pollen pada stigma yang berasal pada satu bunga, satu tanaman, tetapi masih dalam satu spesies.
Perkawinan silang (crossing) adalah perkawinan dengan meletakkan pollen pada stigma yang berasal dari dua jenis bunga yang berbeda pada spesies yang sama baik. Jika persilangan dilakukan siang hari, putik mengering sehingga tidak akan terjadi pembuahan, kalaupun terjadi pembuahan kualitas buah tidak maksimal. Umur bunga satu atau dua hari setelah mekar hingga lima minggu setelah mekar Bokashi adalah sebuah metode pengomposan yang dapat menggunakan starter aerobik maupun anaerobik untuk mengkomposkan bahan organic, yang biasanya berupa campuran molasses, air, starter mikroorganisme, dan sekam padi. Kompos yang sudah jadi dapat digunakan sebagian untuk proses pengomposan berikutnya, sehingga proses ini dapat diulang dengan cara yang lebih efisien. Starter yang digunakan amat bervariasi, dapat diinokulasikan dari material sederhana seperti kotoran hewan, jamur, spora jamur, cacing, ragi, acar, sake, miso, natto, anggur, bahkan bir, sepanjang material tersebut mengandung organisme yang mampu melakukan proses pengomposan.
Bokashi memiliki kandungan yang sudah lengkap baik unsur hara Makro ( N, P, k, Ca, Mg, S ) serta hara Mikro ( Fe, Cu, Mn, Mo, Zn, Cl, B ). Akan tetapi apabila di bandingkan dengan pupuk kimia buatan, kandungan haranya lebih rendah, sehingga dalam pengaplikasiannya dapat dibutuhkan bokashi dalam jumlah yang banyak. Disisi lain bokashi bisa menjadikan tanah semakin ramah lingkungan serta subur juga terdapat adanya kandungan senyawa organiknya ialah asam humat dan asam fulfat yang berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan.
NPK adalah pupuk yang mengandung setidaknya 5 unsur hara yang terdiri dari 3 unsur hara makro ialah N, P dan K serta 2 unsur hara mikro. Setiap jenis pupuk atau merek mempunyai persentase atau komposisi kandungan yang berbeda-beda, yang ditandai dengan angka seperti yaitu NPK 16-16-16, NPK 15-15-15 atau NPK 12-12-12. Angka-angka tersebut ialah persentase kandungan unsur hara makro yang ada didalamnya.
Proses penyerbukan adalah bertemunya putik (di buah jagung) dan serbuk sari (di atas tanaman). Ketika serbuk sari di bunga atas pecah maka keluarlah jatuh ke bawah, jutaan serbuk sari dan menempel di rambut-rambut jagung, ketika satu benang terserbuki maka akan menghasilkan 1 bulir jagung. Maka bila ada buah jagung yang terserbuki maka rambut-rambut jagung telah terserbuk semua.
B. Tujuan
Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah :
1.
Untuk
Mengetahui Persentase Tumbuh Tanaman
2.
Untuk
Mengetahui Tinggi Tanaman
3.
Untuk
Mengetahui Umur Bunga Jantan
4.
Untuk
Mengetahui Umur Muncul Bunga Betina
5.
Untuk
Mengetahui Bobot Tongkol Jagung
6.
Untuk
Mengetahui Panjang Daun Tanaman Jagung
7.
Untuk
Mengetahui Diameter Batang
8.
Untuk
Mengetahui Diameter Tongkol
9.
Untuk
Mengetahui Warna Pada Buah Dari Hasil Persilangan Beda Warna
10. Untuk Mengetahui Masing – Masing Warna Pada Tongkol
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu
tanaman pangan dunia yang terpenting selain gandum dan padi. Sebagai sumber
karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif
sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia
(misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan
pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan
ternak (daun maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung
(dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku
industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan
pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah
direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Jagung termasuk tanaman pangan utama di Indonesia. Produksi jagung terbesar di
Indonesia terjadi di Pulau Jawa yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah masing-masing
5 juta ton tahun, setelah itu menyusun beberapa di daerah Sumatera anatara lain
Medan dan Lampung, sehingga produksi jagung Indonesia mencapai 16 juta ton tahun
(Tim Karya Tani Mandiri,
2010).
Menurut Arief dan Asnawi (2009), komponen kimia terbesar dalam biji
jagung adalah karbohidrat (72% dari berat biji) yang sebagian besar berisi
pati, Keunggulan jagung dibanding jenis serealia lainnya adalah warna kuning pada
jagung. Warna kuning pada jagung dikarenakan kandungan karotenoid. Jagung
kuning mengandung karotenoid berkisar antara 6,4 - 11,3 μg/g, 22% diantaranya
betakaroten dan 51% xantofil. Pigmen xantofil yang utama adalah lutein dan
zeaxanthin (Suarni dan Widowati,
2011). Komposisi kimia jagung bervariasi antara varietas yang berbeda
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor genetis menyangkut spesies, varietas
dan keturunan. Jagung mengandung antigizi seperti antitripsin, asam fitat, dan
oligosakaraida yang dapat mengganggu penyerapan zat gizi tubuh sehingga
menghambat kesehatan (Arief
dan Asnawi, 2009).
Divisio : Spermathophyta, Subdivisio : Angiospermae,
Kelas : Monocotyledonena, Ordo : Graminae, Famili : Graminaceae, Subfamilia :
Ponicoidae, Genus : Zea, Species : Zea mays L.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu
siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan
generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung
umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai
tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas
sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan
(seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Akar jagung
tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian
besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar
adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya
tanaman (Barnito, 2009).
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana
sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang
batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang
beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung
cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Daun jagung adalah daun
sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula.
Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan
ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki
familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas.
Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada
sel-sel daun. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah
(diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur
khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret
dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian
puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna
kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh
dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya
dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga
betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol
produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung
siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya
(protandri). Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus
oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah
tangkai putik (Barnito,
2009).
Jagung
mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar seminal, (b) akar
adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang
berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat
setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif
adalah akar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian
setelah takar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus
keatas antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif
berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan
dalam siklus hidup jagung. Akar adventif berperan dalam pengambilan air dan
hara. Perkembangan akar jagung (kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada
varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan
pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator toleransi tanaman terhadap
cekaman aluminium. Tanaman yang toleran aluminium, tudung akarnya terpotong dan
tidak mempunyai bulu-bulu akar (Rinaldi, 2009).
Tanaman jagung tidak memerlukan persyaratan tanah
yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur, dan
kaya humus. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol
(berasal dari gunung berapi), latosol, grumusol, tanah berpasir. Keasaman tanah
erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah
yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH antara 5,6-7,5. Tanaman
jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.
Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat ditanami jagung, karena di sana
kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan
tingkat kemiringan lebih dari 8%, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu
(Tim Karya Tani Mandiri,
2010).
Budidaya jagung yaitu,
pertma dengan melihat.
Iklim. Iklim yang kehendaki oleh sebagian besar tanaman adalah
daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang
basah, jagung dapat tumbuh didaerah yang terletak antara 0-5 derajat LU hingga
0-40 derajat LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman
memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada
fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air.
Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musimkemarau.
Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung
yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/merana dan memberikan biji yang
kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah. Suhu yang dikehendaki tanaman
jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal
memerlukan suhu optimum antara 23-27 dserajat C. Pada proses perkecambahan
benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C. Saat panen jagung
yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena
berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.
Media tanam, Jagung tidak memerlukan persyaratan
tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimum tanah harus gembur, subur
dan kaya humus. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain andosol,
latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat masih
dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara
baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat berdebu adalah yang
terbaik untuk pertumbuhan. Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan
unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman
jagung adalah antara 5,6-7,5. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi
dan ketersediaan air dalam kondisi baik. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8%
dapat ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadi erosi tanah sangat
kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%, sebaiknya
dilakukan pembentukan teras terlebih dahulu.
Ketinggian tempat, Jagung dapat ditanam di Indonesia
dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara
1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan
ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung.
Kemudian pada teknik penanaman
yaitu, Persiapan, Tanaman
jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga perlu penggemburan
tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman jagung dilakukan dengan cara
dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan tanah sampai rata. Ketika
mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan terlampau basah tetapi cukup lembab
sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket. Untuk jenis tanah berat dengan
kelebihan, perlu dibuatkan saluran drainase.
Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak
becek. Jarak tanaman harus diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam
dan pemeliharaan tanaman mudah. Beberapa varietas mempunyai populasi optimum
yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar
dipasaran sekitar 50.000 tanaman/ha Jagung dapat ditanam dengan menggunakan
jarak tanam 100 cm x 40 cm dengan dua tanaman perlubang atau 100 cm x 20 cm
dengan satu tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm dengan satu tanaman perlubang.
Lubang dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal, setiap lubang diisi 2-3 biji
jagung kemudian lubang ditutup dengan tanah.
Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman yang paling
banyak diserap tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Nitrogen
dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji.
Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara terus menerus pada semua
stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Kekurangan nitrogen dalam tanaman
walaupun pada stadia permulaan akan menurunkan hasil. Tanaman jagung
membutuhkan pasokan unsur P sampai stadia lanjut, khususnya saat tanaman masih
muda. Gejala kekurangan fosfat akan terlihat sebelum tanaman setinggi lutut. Sejumlah
besar kalium diambil tanaman sejak tanaman setinggi lutut sampai selesai
pembungaan.
Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman,
penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun. Penyulaman dapat
dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan tanaman
dilakukan 2-3 minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan tegap terus di
pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang diinginkan.
Penurunan hasil yang disebabkan oleh persaingan gulma sangat
beragam sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan, populasi dan jenis gulma
serta faktor budidaya lainnya. Periode kritis persaingan tanaman dan gulma
terjadi sejak tanam sampai seperempat atau sepertiga dari daur hidup tanaman
tersebut. Agar tidak merugi, lahan jagung harus bebas dari gulma. Penyiangan
dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai menganggu
atau merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan
pembubuan pada waktu pemupukan kedua. Pembubuan selain untuk memperkokoh batang
juga untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan. Tindakan
pemeliharaan lainnya yaitu pemangkasan daun.Daun jagung segar dapat digunakan
sebagai makanan ternak. Dari hasil penelitian pemangkasan seluruh daun pada
fase kemasakan tidak menurunkan hasil secara nyata karena pada fase itu biji
telah terisi penuh.
Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55
hari sesudah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam). Pada masa
pertumbuhan kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu
berbunga yang membutuhkan air terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu hujan pendek
diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada huja terus menerus. Pengairan
sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak layu. Pengairan yang
terlambat mengakibatkan daun layu. Daerah dengan curah hujan yang tinggi,
pengairan melalui air hujan dapat mencukupi. Pengairan juga dapat dilakukan
dengan mengalirkan air melalui parit diantara barisan jagung atau menggunakan
pompa air bila kesulitan air.
Tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan
biji. Beberapa jenis hama dan penyakit tanaman jagung yang sering merusak dan
menggangu pertumbuhan jagung dan mempengaruhi produktivitas antara lain : 1), Hama
tanaman jagung, macam-macamnya : hama lundi, lalat bibit, ulat tanah, ulat
daun, penggerek batang, ulat tentara, ulat tongkol. 2). Penyakit tanaman
jagung, macam-macamnya : bulai, cendawan, bercak ungu, karat.
Sebelum terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman
jagung tersebut maka dapat dilaksanakan langkah-langkah pencegahan dengan cara:
1). Penggunaan varietas bibit yang resisten, 2). Penggunaan teknik-teknik
agronomi. 3). Penggunaan desinfektan pada benih yang akan ditanam. 4). Pemeliharaan
dan pemanfaatan musuh-musuh alami
Waktu panen jagung di pengaruhi oleh jenis varietas yang
ditanam, ketinggian lahan, cuaca dan derajat masak. Umur panen jagung umumnya
sudah cukup masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah berbunga. Pemanenan
dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila kulit jagung sudah kuning.
Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari pada
bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera dipanen. Jagung yang dipanen
prematur butirannya keriput dan setelah dikeringkan akan menghasilkan butir
pecah atau butirnya rusak setelah proses pemipilan. Apabila dipanen lewat
waktunya juga akan banyak butiran jagung yang rusak. Pemanenan sebaiknya
dilakukan saat tidak turun hujan sehingga pengeringan dapat segera dilakukan.
Umumya jagung dipanen dalam keadaan tongkol berkelobot (berkulit).
Penanganan pasca panen bisa dengan cara pengeringan, pada
umumnya dilakukan dengan menghamparkan jagung dibawah terik matahari
menggunakan alas tikar atau terpal. Pada waktu cerah penjemuran dapat dilakukan
selama 3-4 hari. Dapat juga menggunakan mesin grain dryer. Kemudian jagung
dipipil, agar segera dijemur kembali sampai kering konstan (kadar air kurang
lebih 12%) agar dapat disimpan lama, biasanya memerlukan waktu penjemuran 60
jam sinar matahari.
Pengolahan jagung ada 2 macam yaitu : 1). Pengolahan basah
(wet process), adalah pengolahan jagung yang dilakukan dengan merendam jagung
terlebih dahulu di dalam air sehingga menghancurkannya lebih mudah, dan setelah
itu dikeringkan. 2). Pengolahan kering (dry process), adalah pengolahan secara
kering tanpa perendaman, biasanya menghancurkannya lebih sukar dibandingkan
dengan cara basah.
Penanganan
pasca panen jagung adalah semua kegiatan yang dilakukan sejak jagung dipanen
sampai dipasarkan kepada konsumen, kegiatannya meliputi :
pemanenan,pengangkutan, pengeringan, penundaan, perontokan dan penyimpanan.
Kegiatan penanganan pasca panen pada umumnya dilakukan oleh
petani, kelompok tani, koperasi dan para pedagang pengumpul serta didukung oleh
berbagai lembaga dalam masyarakat dalam satu kesatuan, maka disebut dengan
istilah Sistem Penanganan Pasca. (Anonymous, 2016)
Penyerbukan
pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada rambut
tongkol. Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari tanaman
lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Oleh karena
itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari silang, dimana sebagian besar dari
serbuk sari berasal dari tanaman lain. Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6
hari, bergantung pada varietas, suhu, dan kelembaban. Rambut tongkol tetap
reseptif dalam 3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable) dalam
4-16 jam sesudah terlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam 24-36
jam dan biji mulai terbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna
rambut tongkol berubah menjadi coklat dan kemudian kering (Subekti, 2004).
Tanaman
jagung adalah tanaman yang bersari silang, artinya sebagian besar (± 95%) dari
penyerbukannya berasal dari tanaman lain. Pada tanaman yang bersari silang,
susunan genetik antara satu tanaman dengan yang lain dalam suatu varietas akan
berlainan. Oleh karena itu, sifat-sifat pada tanaman bersari silang akan
menunjukkan sifat-sifat yang dapat diukur, seperti tinggi tanaman, bentuk
tongkol, tipe tongkol, tipe biji, warna biji, dan sebagainya. Varietas yang
telah mengalami seleksi pada suatu keseragaman fenotipe akan dibedakan dengan
varietas lain (Gunawan,
2009).
Kompos
adalah hasil dari salah satu proses perombakan oleh bakteri pengurai, aktivator
dekomposisi adalah salah satu mikroba unggulan seperti Lactobacillus sp, ragi,
dan jamur serta Cellulolytic bacillus sp sebagai pengurai bahan organik limbah
kota, pertanian, peternakan dan lain-lainnya. Kemampuan aktivator tersebut
adalah menurunkan rasio C/N dalam bahan sampah, kotoran ternak, dan jerami
padi, yang awalnya tinggi (>50) menjadi setara dengan angka CIN tanah. Rasio
antara karbohidrat dengan nitrogen rendah sebagaimana C/N tanah (<20)
menjadikan bahan jerami padi sebagai pupuk bokashi dapat diserap tanaman.
Dalam
dekomposisi menggunakan mikroba, bakteri, fungi dan jamur yang terdapat dalam
aktivator dalam bahan limbah organik terjadi antara lain : 1). Karbohidrat,
selulosa, lemak dan lilin menjadi CO, dan air. 2 Peruraian senyawa organik
menjadi senyawa yang dapat diserap tanaman. Kadar karbohidrat akan hilang atau
turun sebaliknya senyawa N (nitrogen) yang larut (amonia) meningkat atau C/N
rasio semakin rendah dan stabil mendekati CIN tanah (Kencana, 2008)
Bokashi
adalah suatu kata dari bahasa Jepang "bahan organik yang telah di
fermentasi", pupuk bokasi di buat dengan cara fermentasi dan mengunakan
aktivator bakteri pengurai atau EM (Efeknif Microorganisme) Bokashi sudah
digunakan petami Jepang dalam perbaikan tanah secara tradisional dalam upaya
meningkatkan keragaman mikroba dalam tanah dan meningkatkan unsur hara dalam
tanah (Nasir 2007).
Menurut Salam (2008), bokashi
merupakan sebuah akronim dari Bahan Organik Kaya Sumber Hidupan Istilah ini
digunakan untuk menggambarkan bahan-bahan organik yang elah difermentasi oleh
EM4. Berdasarkan tipe fermentasinya. proses pembuatan bokanhi dikelompokkan ke
dalam dua tipe, yakni bokashi aerobik dan bokashi anaerobik.
Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk
yang kandungan unsur utamanya terdiri dari tiga unsur hara sekaligus. Pupuk ini
merupakan unsur makro yang sangat mutlak dibutuhkan tanaman. Sesuai dengan
namanya, unsur-unsur tersebut terdiri dari unsur N, P dan K. Unsur NPK adalah
unsur penting yang membantu tanaman melangsungkan serangkaian proses
pertumbuhan. Jika tanaman kekurangan salah satu unsur hara, maka dapat
dipastikan pertumbuhan tanaman akan terhambat. Pemberian pupuk NPK mampu
menyediakan kebutuhan tanaman akan ketiga unsur makro sekaligus, yaitu N, P dan
K. Selain manyediakan unsur NPK sekaligus, pupuk jenis NPK juga dilengkapi
dengan kandungan unsur lain, baik itu unsur makro sekunder maupun unsur mikro. Pupuk
majemuk jenis NPK mudah larut dalam air, sehingga mudah diserap oleh akar.
Pemberian pupuk NPK juga mampu meningkatkan jumlah akar di dalam tanah, memacu
pertumbuhan bunga, serta pemanenan tepat pada waktunya. Pupuk jenis NPK dapat
berupa padat (granule) maupun cair (Kurniati, 2014).
Aplikasi NPK dapat dilakukan dengan cara dibenamkan
pada media tanam atau dilarutkan mudian disiram pada media. Unsur hara yang
diserap tanaman berasal dari larutan tanah dalam bentuk ion. Akar yang tumbuh
di dalam pori-pori tanah melakukan kontak yang intim dengan ion di dalam
larutan tanah pada kompleks pertukaran atau kompleks jerapan tanah. Pada
keadaan tersebut pengambilan ion terjadi dengan cara pertukaran kation (Agustina, 2004).
Pupuk NPK digunakan sebagai pupuk tambahan pada
bibit saat proses persemaian. Pada saat bibit dipindahkan ke polybag pembibitan
maka bibit membutuhkan pupuk tambahan tersebut. Dosis NPK yang dapat diberikan
pada tanaman yaitu 2-4 g/ polybag ( Warsino, 2010)
III.
BAHAN DAN METODA
A. Tempat
Dan Waktu
Praktikum ini dilakukan di Kebun
Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution,
No. 113 Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Praktikum
ini dilaksanakan selama 6 bulan, terhitung mulai dari bulan Juli sampai dengan
bulan Desember 2019.
B. Bahan
Dan Alat
Bahan
yang digunakan yaitu, 1). Tali Rapia, 2). Sedotan Plastik, 3). Plat Nama, 5).
Pupuk NPK, 6). Bokashi, 7). Benih Jagung Pelangi, 8). Pupuk TSP, 9). Pupuk KCL,
10). Pupuk Urea, 11). Kertas Padi, 12). Plastik Bungkus, 13). Insektisida Cura
Cron,
Alat yang
digunakan yaitu, 1). Cangkul, 2). Angkong, 3). Meteran, 4). Kamera, 5).
Gunting, 6). Hekter/Staples, 7). Gembor, 8). Sprayer, 9). Gelas Ukur, 10). Kuas,
11). Traktor Rotary
C. Rancangan Praktikum
Rancangan yang digunakan dalam praktikum
ini adalan rancangan acak lengkap (RAL) secara faktorial yang terdiri dari 2
faktor. Faktor pertama adalah pupuk Bokashi (B) yang
terdiri dari 2 taraf, sedangkan faktor kedua adalah NPK (P) terdiri
dari 4 taraf sehingga terdapat 16 kombinasi perlakuan yang terdiri dari 3
ulangan sehingga terdapat 48 satuan percobaan. Pada setiap satu-satuan
percobaan terdapat 4 tanaman dan 2 tanaman dijadikan sampel yang diambil secara acak, sehingga jumlah
keseluruhan tanaman adalah 192 tanaman.
Adapun faktor-fakto
perlakuan tersebut yaitu :
Faktor pertama adalah Bokashi (B), terdiri
dari 4 taraf perlakuan yaitu:
B0 : 0 kg/plot
B1 : 1
kg/plot
B2 : 2 kg/plot
B3 : 3
kg/plot
Faktor kedua adalah NPK (P), terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu :
P0 : 0 gr/ plot
P1 : 20 gr/ plot
P2 : 35 gr/ plot
P3 : 50 gr/ plot
D. Pelaksanaan Praktikum
1. Persiapan
Lahan
Lahan tempat praktikum terlebih dahulu di ukur sesuai kebutuhan lalu dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang masih
ada dilahan. Selanjutnya dilakukan pengolahan tanah dengan membalikkan top soil
tanah untuk mendapatkan tanah yang gembur dengan mengunakan cangkul serta garu. Setelah tanah gembur maka di
lakukan pembuatan plot dengan ukuran 1 × 1.2 m dengan lebar saluran air (parit) sedalam 50 cm.
2. Pembuatan
Plang Nama
Pembuatan plang
nama dilakukan pada seng dengan ukuran 20 cm x 10 cm, dan
kayu dengan panjang ± 40 cm yang digunakan sebagai tangkainya. Kemudian dicat dengan cat minyak berwarna hijau. Pada plang nama ini ditulis nama serta perlakuan kelas
yang telah diberikan.
3. Pemberian
Perlakuan.
Pemberian perlakuan ini terdiri dari pemberian pupuk bokashi, dan pupuk NPK
sesuai perlakuan yang dilakukan pada plot yang sudah mulai terbentuk.
Perlakuan pertama yakni pemberian bokashi
yang diberikan dengan dosis sesuai perlakuan diantaranya adalah B0: 0 kg/plot setara dengan 0 ton/Ha, B1: 1 kg/plot setara dengan 1 ton/Ha, B2 : 2 kg/plot
setara dengan 2 ton/Ha dan B3: 3 kg/plot
yang setara dengan 3 ton/Ha.
Pemberian
perlakuan bokashi ini dilakukan dengan cara menaburkan bokashi diatas plot lalu
diaduk secara merata pada setiap plotnya. Pemberian perlakuan bokashi ini
dilakukan pada saat seminggu sebelum tanam tanaman budidaya. Setelah
dicampur, kemudian plot tersebut harus disiram setiap hari untuk menambah dan
mengaktifkan kadar unsur hara di dalam tanah.
Perlakuan kedua
yakni pemberian NPK yang diberikan dengan dosis sesuai perlakuan diantaranya adalah P0 : 0 gr/plot, P1 : 20 gr/plot, P2 : 35 gr/ plot, P3 : 50
gr/plot. Pemberian NPK ini dilakukan pada saat tanaman 14
hst, 21 hst dan 35 hst dengan
cara pemberian yakni sistem tugal.
4. Penanaman
Benih yang ditanam adalah benih
jagung pelangi dengan jarak
tanam 70 40 cm, sehingga didapat 4 lubang tanam. Benih
ditanam sedalam 1 cm dari
permukaan tanah.
5.
Pemupukan
Pemupukan
dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada 14 hst, 21 hst dan 35 hst.
Pemupukan ini dilakukan dengan cara menugal tanah di sekeliling tanaman, dengan
jarak 10 cm dari tanaman jagung.
6.
Persilangan
Persilangan tanaman jagung dilakukan saat tanaman sudah mengeluarkan bunga
jantan dan juga bunga betina. Persilangan tanaman jagung ini menggunakan metode
kantong ( tassel bag method ) dimana
bunga jantan serta bunga betina akan dibungkus menggunkan kertas minyak sebelum
mekar.
7.
Pemeliharaan
Tanaman
a.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi kelembaban
tanah biasanya pada pagi dan sore hari
sampai tanaman berbunga. Hal ini menyangkut ketersediaan air bagi
pertumbuhan tanaman. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.
b.
Penyiangan
Penyiangan gulma pada plot bertujuan untuk membersihkan
gulma atau tumbuhan pengganggu yang tumbuh di atas dan di sekitar plot.
Penyiangan gulma ini juga berguna agar tidak terjadi persaingan unsur hara dan
tidak menjadi sumber hama penyakit tanaman.
c.
Pemasangan Ajir
Pemasangan ajir ini berguna untuk
membantu pengukuran tinggi tanaman sampel. Ajir penanda yang digunakan adalah
sedotan plastik. Jumlah sampel dalam 1 plot yaitu 2 tanaman. Setelah sedotan
ditancapkan, ukur dari pangkal batang tanaman sampai 5 cm dan 10 cm, kemudian
beri tanda pada sedotan dengan menggunakan spidol. Tanda ini digunakan sebagai
acuan untuk menghitung tinggi tanaman nantinya. Pengukuran tinggi tanaman
dihitung dari sedotan yang telah ditandai sampai daun terpanjang.
d.
Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk
memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang
bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Pembumbunan dilakukan dengan mengeruk tanah
di sekitar tanaman
kemudian ditimbun di sekitar batang tanaman jagung.
e.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan
pada tanaman yang tidak tumbuh pada usia 7 hst. Penyulaman ini dilakukan pada
sore hari agar tanaman tumbuh dengan rata.
f.
Pemangkasan Daun Tanaman Jagung
Daun tanaman jagung yang berada di bawah tongkol harus
dipangkas ketika tanaman jagung sudah berumur 50 hst. Dengan cara mematahkan langsung daun jagung yang berada
dibagian bawah dari buah.
g.
Pemilihan Tongkol Yang Akan Dipelihara
Setiap tanaman jagung yang memiliki baby corn atau calon
bakal buah lebih dari satu harus dipanen, karena tongkol yang akan dipelihara
tiap tanaman hanya 1 tongkol saja. Hal ini bertujuan agar pertumbuhan hasil
hanya terfokus pada 1 tongkol saja. Tongkol yang akan dipelihara adalah tongkol
yang terletak paling atas dan
tongkol paling bawah dipangkas atau dibuang.
h.
Panen
Pemanen jagung baru bisa dilakukan ketika tanaman
telah berumur 75 hst. Ciri jagung siap panen bisa dilihat pada rambut jangung telah berubah warna dari hijau ke
coklat atau hitam. Pemanenan
dilakukan dengan cara mematahkan langsung jagung dari batangnya.
E. Parameter Pengamatan
a.
Persentase Tumbuh Tanaman (%)
Pengamatan persentase tumbuh tanaman dilakukan dengan
cara menghitung jumlah tanaman yang tumbuh pada umur 7 hst. Data hasil pengamatan ditampilkan dalam bentuk tabel.
b.
Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga ujung daun tertinggi
dengan menggunakan meteran. Tinggi tanaman jagung manis diukur pada tanaman berumur 2 minggu, dengan interval
pengukuran 1 minggu sekali s/d tanaman berbunga 50%. Hasil pengamatan disajikan
dalam bentuk tabel.
c.
Umur Muncul Bunga Jantan (hst)
Umur muncul bunga
jantan
dihitung saat tanaman telah berbunga
50% dari populasi per plot mengeluarkan tassel. Hasil pengamatan disajikan
dalam bentuk tabel.
d.
Umur Muncul Bunga Betina (hst)
Umur muncul bunga betina dihitung saat 50% dari populasi
per plot mengeluarkan bunga betina. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk
tabel.
e.
Bobot Tongkol Jagung (gr)
Pengamatan bobot tongkol jagung dilakukan menggunakan
timbangan dengan cara menimbang tongkol jagung dengan klobot pada saat panen.
penimbangan dilakukan pada tongkol jagung semua tanaman sampel pada setiap
plotnya. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.
f. Panjang
Daun Tanaman (cm)
Pengamatan panjang
daun terpanjang ini dilakukan pada akhir praktikum, dimana daun yang diukur
panjangnya hanyalah daun yang berada dibawah buah. Pengamatan panjang daun ini
dilakukan dengan menggukan penggaris ataupun meteran. Data hasil pengamatan
dilakukan dalam bentuk tabel.
g. Diameter
Batang
Pengamatan ini
dilakukan pada akhir praktikum, dimana batang tanaman sampel di ukur diameternya
menggukan meteran. Data hasil pengamatan di tampilkan dalam bentuk tabel.
h. Diameter
Tongkol
Pengamatan ini
dilakukan pada akhir praktikum, dimana buah tanaman sampel dibersihkan dari
kulit yang menempel lalu tanaman sampel di ukur diameternya menggukan meteran.
Data hasil pengamatan di tampilkan dalam bentuk tabel.
i.
Warna Pada Buah
Pengamatan ini
dilakukan pada akhir praktikum pada buah tanaman sampel. Pegamatan ini
dilakukan dengan cara mengamati dan menghitung jumlah warna yang terdapat pada
setiap tongkol tanaman sampel. Data hasil pengmatan disajikan dalam paragraf
j.
Jumlah Masing – Masing Warna Pada
Tongkol
Pengamatan ini
dilakukan pada akhir praktikum pada buah tanaman sampel. Pegamatan ini
dilakukan dengan cara mengamati dan menghitung jumlah warna yang terdapat pada
setiap tongkol tanaman sampel. Data hasil pengmatan disajikan dalam bentuk paragraph.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persentase
Tumbuh Tanaman
Dari
melakukan praktikum tersebut dengan perlakuan pupuk NPK dan Bokashi (B1P0A)
diperolehlah data sebagai berikut :
Table 1 : Persentase
Tumbuh Tanaman
No
|
Sampel
|
Persentase
|
1
|
S 1
|
50 %
|
2
|
S 2
|
50 %
|
Jumlah
|
100 %
|
|
Rata - Rata
|
50
|
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa persentase tumbuh jagung berada
pada angka 100 % yang berarti tanaman jagung tersebut tumbuh dari kedua sampel
tersebut. Tempat jagung tersebut tumbuh atau ditanam, merupakan tempat yang
sangat disukai jagung.
Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus,
namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH
tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang
dari 8%. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan
pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian
optimum antara 50-600 m dpl.
Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman
jagung yaitu daerah beriklim sedang hingga beriklim subtropik/tropis basah.
Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 500LU-400LS. Pada lahan yang
tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar
85-200 mm/bulan selama masa pertumbuhan.
Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari
yang penting dalam masa pertumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk
pertumbuhan terbaiknya antara 270-320 C (Purwono dan Hartono, 2005).
B. Tinggi
Tanaman
Dari melakukan
praktikum tersebut dengan perlakuan pupuk NPK dan Bokashi ( B1P0A
) diperolehlah data sebagai berikut :
Table 2 : Tinggi
Tanaman
Sampel
|
Tinggi Tanaman/Minggu (cm)
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1
|
52
|
71
|
98
|
107
|
134
|
159
|
192
|
2
|
48
|
53
|
73
|
100
|
135
|
162
|
190
|
Rata-Rata
|
50
|
62
|
85,5
|
103,5
|
134,5
|
160,5
|
191
|
Dari tabel diatas dapat kita lihat pertumbuhan pada jagung ini mengalami
terhambat pertumbuhan tingginya yang disebabkan oleh pohon mahkota dewa yang
berada disampingnya sehingga pencahayaan yang berada pada jagung ini tidak
maksimal yang membuat jagung tersebut rendah dan kecil.
Tanaman
jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri
atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang
menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang
memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan
pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Bundles
vaskuler tertata dalam lingkaran konsentris dengan kepadatan bundles yang
tinggi, dan lingkaran-lingkaran menuju perikarp dekat epidermis.
Kepadatan bundles berkurang
begitu mendekati pusat batang. Konsentrasi bundles vaskuler yang tinggi
di bawah epidermis menyebabkan batang tahan rebah (Subekti dkk., 2008).
C. Umur
Muncul Bunga Jantan Dan Bunga Betina
Dari melakukan
praktikum tersebut dengan perlakuan pupuk NPK dan Bokashi (B1P0A)
diperolehlah data sebagai berikut :
Table 3 : Umur Muncul
Bunga Jantan Dan Bunga Betina
Sampel
|
Umur Berbunga
(Hari)
|
|
Bunga Jantan (Pollen)
|
Bunga Betina (Stigma)
|
|
1
|
21
|
24
|
2
|
23
|
25
|
Rata-Rata
|
22
|
24,5
|
Dari tabel diatas dapat
kita lihat bahwa pada sampel pertama bunga jantan lebih dahulu muncul
dibandingkan dengan sampel kedua, demikian juga pada bunga betina karena bunga
betina muncul setelah satu sampai tiga hari bunga jantan muncul.
Tanaman
jagung adalah protandri, dimana pada sebagian besar varietas, bunga jantannya
muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut bunga betina muncul (silking).
Serbuk sari (pollen) terlepas mulai dari spikelet yang terletak pada spike yang
di tengah, 2-3 cm dari ujung malai (tassel), kemudian turun ke bawah.
Satu bulir anther melepas 15-30 juta serbuk sari. Serbuk sari sangat ringan dan
jatuh karena gravitasi atau tertiup angin sehingga terjadi penyerbukan silang.
Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada
rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari
tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri.
Oleh karena itu,
tanaman jagung disebut tanaman bersari silang (cross pollinated crop),
dimana sebagian besar dari serbuk sari berasal dari tanaman lain (Subekti dkk., 2008).
D. Bobot
Tongkol Jagung
Dari
melakukan praktikum tersebut dengan perlakuan pupuk NPK dan Bokashi (B1P0A)
diperolehlah data sebagai berikut :
Table 4 : Bobot Tongkol
Sampel
|
Bobot Tongkol/Tanaman (g)
|
1
|
183,7
|
2
|
95
|
Rata-Rata
|
139,35
|
Dari tabel
diatas dapat kita lihat bahwa sampel pertama memiliki bobot lebih berat dari
pada sampel kedua, sampel pertama seberat 183,7 g dan berat
tongkol pada sampel kedua yaitu 95 g. berat pada tongkol ini dipengaruhi oleh
terhambatnya cahaya dan juga disebabkan oleh perlakuan pupuk dan bokashi
tersebut.
Tongkol
tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman
hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah
bunga betina. Buah Jagung siap panen Beberapa varietas unggul dapat
menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas
prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih
dini daripada bunga betinanya (protandri).
E.
Panjang Daun Tanaman
Dari melakukan praktikum tersebut dengan perlakuan
pupuk NPK dan Bokashi (B1P0A) diperolehlah data sebagai
berikut :
Table 5 : Panjang Daun
Tanaman
Sampel
|
Panjang Daun (cm)
|
1
|
102
|
2
|
89
|
Rata-Rata
|
95,5
|
Dari tabel
diatas dapat kita lihat daun jagung terpanjang berada pada sampel pertama
dengan panjang 102 cm, sedangkan sampel kedua sepanjang 89 cm. Pada sampel
kedua daun tidak terlalu panjang yang disebabkan karena sampel kedua tersebut
ternanungi oleh tanaman mahkota dewa sehingga pertumbuhan daun dan tanaman
tidak maksimal.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang,
merupakan bangun pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata
(integer), Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar
dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut.
Stomata pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae.
Setiap stomata dikelilingi sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan
penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. (Nuning Argo Subekti, dkk. 2012).
F. Diameter
Batang
Dari melakukan praktikum tersebut dengan perlakuan
pupuk NPK dan Bokashi (B1P0A) diperolehlah data sebagai
berikut :
Table 6 : Diameter
Batang
Sampel
|
Diameter Batang (cm)
|
1
|
6
|
2
|
6
|
Rata-Rata
|
6
|
Dari tabel diatas dapat kita lihat diameter batang di kedua sampel
tersebut sama, hal ini disebabkan karena tanaman jagung tersebut terlindung
oleh tanaman mahkota dewa dan juga disebabkan oleh pengaruh perlakuan pupuk
bokashi dan NPK yang diberikan.
Hal
ini berdasarkan Retno dan
Darminanti (2009) yang menyatakan bahwa kandungan hara yang cukup
didalam tanah akan menyebabkan pertumbuhan vegetatif tanaman jagung menjadi
baik. Perlakuan 6,504 ton per hektar pupuk kompos jerami padi, 2,395 ton per
hektar pupuk kompos daun gamal, maupun 11,428 ton per hektar pupuk kompos
blotong memberikan pengaruh yang sama kepada parameter diameter batang.
G.
Diameter Tongkol
Dari
melakukan praktikum tersebut dengan perlakuan pupuk NPK dan Bokashi (B1P0A)
diperolehlah data sebagai berikut :
Table 7 : Diameter
Tongkol
Sampel
|
Dimeter Tongkol
|
1
|
14
|
2
|
15
|
Rata-Rata
|
14,5
|
Dari tabel diatas dapat
kita lihat pada sampel kedua diameter tongkol lebih besar dari pada sampel
satu, hal ini juga disebabkan oleh tanaman jagung tersebut yang ternaungi oleh
tanaman mahkota dewa dan juga disebabkan oleh perlakuan yang tanpa pemberian
pupuk NPK, besar buah juga dipengaruhi oleh pupuk yang berada dalam tanah yaitu
pupuk fossor (P).
Ketersediaan unsur P di
dalam tanah sangat dipengaruhi oleh pH tanah, karena apabila kemasaman semakin
rendah (pH tinggi) ketersediaan P semakin berkurang karena difiksasi oleh Ca
dan Mg. Sedangkan pada tingkat kemasaman tinggi (pH rendah) ketersedian P di
dalam tanah juga berkurang, karena P difiksasi oleh Fe dan Al (Sugeng, 2005).
H.
Warna Pada Buah
Dari
melakukan praktikum tersebut dengan perlakuan pupuk NPK dan Bokashi (B1P0A)
diperolehlah data sebagai berikut :
Table 8 : Warna Pada
Buah
Sampel
|
Warna Pada Buah
|
1
|
1
|
2
|
3
|
Rata-Rata
|
2
|
Dari tabel diatas dapat
dilihat jumlah warna terbanyak terdapat pada sampel kedua yaitu tiga warna
dalam satu tongkol, dan pada sampel kedua hanya terdapat satu warna, pada
sampel pertama memiliki tiga warna disebabkan oleh penyerbukan yang saya
lakukan berasal dari tiga jenis warna serbuk sari, dan pada sampel kedua hanya
memiliki satu warna yang disebabkan karena kesalahan dalam penyerbukan yaitu
kepala bunga betina tidak dipotong dengan baik, sehingga serbuk sari tidak
masuk maksimal ke dalam bunga betina/penyerbukan.
I.
Jumlah Masing – Masing Warna Pada Tongkol
Dari melakukan praktikum tersebut dengan perlakuan
pupuk NPK dan Bokashi (B1P0A) diperolehlah data sebagai
berikut :
Sampel
|
Warna Pada Buah
|
||
Kuning
|
Ungu
|
Cream
|
|
1
|
40
|
||
2
|
30
|
18
|
15
|
Rata-Rata
|
15
|
29
|
7,5
|
Dari tabel diatas dapat
dilihat pada sampel kedua memiliki tiga jenis warna dalam satu tongkol yaitu
warna kuning berjumlah 30 bulir, warna ungu 18 bulir dan warna cream 15 bulir.
Dalam satu tongkol terdapat tiga warna karena penyerbukan dilakukan dengan3
jenis serbuk sari yang berbeda, sedangkan yang satu warna disebabkan karena
kesalahan dalam melakukan penyerbukan tersebut.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dan Saran
Kesimpulan
dari praktikum ini yaitu kita dapat mengetahui cara melakukan budidaya jagung
secara umum dan juga melakukan perawatan pada jagung tersebut, dari hasil yang
dilakukan pada jagung pelangi yang didapatkan yaitu kita dapat melihat
pertumbuhan dan perkembangan pada jagung menggunakan perlakukan pupuk Bokashi
dan pupuk NPK Mutiara, juga dapat melakukan persilangan warna jagung tersebut
sehingga menghasilkan dalam satu tongkol berbeda warna jagung.
B.
Saran
Saran
untuk praktikum ini yaitu lokasi lebih diperhatikan mulai dari lokasi bedengan
yang ternaungi serta melakukan penyemaian terlebih dahulu sebelum melakukan
pembudidayaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous. 2016. Kementan Pastikan Produksi Jagung Nasional Surplus. Https://Www.Pertanian.Go.Id/Home/?Show=News&Act=View&Id=3395 . Diakses 18 November 2019
Anonymous.
2018. Teknik Budidaya Tanaman Jagung. Https://Www.Pioneer.Com/Web/Site/Indonesia/Teknik-Budidaya-Tanaman-Jagung.
Diakses Pada 22 Desember 2019
Arief,
R. W Dan R. Asnawi, 2009. Kandungan Gizi Dan Komposisi Asam Amino Beberapa
Varietas Jagung. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol: 9 (2) 61-66.
Agustina, L.
2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Barnito, N. 2009. Budidaya Tanaman Jagung. Suka Abadi. Yogyakata.
Farikhin.
2018. Tak Ada Jaminan Pasar Petani Pelalawan enggan Tanam Jagung. Https://Www.Goriau.Com/Berita/Baca/Tak-Ada-Jaminan-Pasar-Petani-Pelalawan-Enggan-Tanam-Jagung.Html
diakses Pada 18 November 2019
Gunawan, A.
2009. Budidaya Tanaman Jagung Lokal (Zea Mays L.).
Http://Gunalmun.Blogspot.Com/2009/03/Budidaya-Tanaman-Jagung-Lokal-Zea
Mays.Html, Diakses Pada 15 Desember 2019.
Kumairoh.
2018. Rendahnya Produktivitas Akibatkan Permasalahan Produksi Jagung nasional. Https://Www.Wartaekonomi.Co.Id/
Read211860/ Rendahnya-Produktivitas-Akibatkan-Permasalahan-Produksi-Jagung-Nasional.Html.
Diakses Pada 18 November 2019
Kencana, 2008. Activator Dekomposisi Tanah. Http//Www.Kencanaonline.Com.
Daikses 20 Desember 2019
Kurniati,
N. 2013. Kriteria Bibit Tanaman Yang Baik. Http://Www.Tanijogonegoro.Com/2013/08/
Bibit-Tanaman.Html . Diakses Pada 14 Desember 2019) .
Nasir. 2007. Https://Id.Scribd.Com/Document/75997482/Bokashi-Adalah-Suatu-Kata-Dalam-Bahasa-Jepang-Yang-Berarti.
Diakses Pada 20 Desember 2019
Purwono Dan
Rudi.2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. 63 Hal.
Rinaldi, Dkk.
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Yang Ditumpangsarikan
Dengan Kedelai (Glycine Max L.). Fakultas Pertanian Jurusan
Agroteknologi Universitas Taman Siswa, Padang. 2009.
Retno Dan
Darminanti S. 2009. Pengaruh Dosis Kompos Dengan Stimulator Tricoderma Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.).Varietas Pioner –
11 Pada Lahan Kering. Jurnal BIOMA. Vol . 11. No 2. Hal 69 -
Suarni
Dan S. Widowati. 2011. Struktur, Komposisi, Dan Nutrisi Jagung. Balai Penelitian
Tanaman Serealia Maros. Maros. 410-426.
Salim.
2005. Tanah Sawah, Karakteristik, Kondisi, Dan Permasalahan Tanah Sawah Di
Indonesia. Bayumedia. Malang.
Subekti, N. A.,
Syafruddin., Roy Efendi Dan Sri Sunarti. 2008. Morfologi Tanaman Dan Fase
Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros.
Subekti,
N. A., Syafruddin, R. Efendi, Dan S. Sunarti. 2008. Morfologi Tanaman Dan
Fase Tanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros. 16-28 Hal.
Subekti, Nuning
Argo, Dkk. 2012. Morfologi Tanaman Dan Fase Pertumbuhan Jagung. Maros :
Balai Penelitian Tanaman Serealia.
Tim Karya Tani
Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. CV. Nuansa Aulia. Bandung. 208 Hal.
Warsino
Dan Dahana, K. 2010. Peluang Usaha Dan Budidaya Cabai. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Wirahmadyahna, Rini. 2016. Laporan Praktikum. Http:// Rinidwirahmadyahna.
Blogspot.Com/ 2016/ 05 /Rini-Dwi- Rahmadyahna -Laporan- Praktikum_21.Html.
Diakses 18 November 2019
Posting Komentar untuk "Contoh Laporan Praktikum Pada Tanaman Jagung Pelangi "