Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Lengkap Perkebunan Yang Ada Di Indonesia

A. Pengantar Tanaman Perkebunan

  1. Pengembangan Tanaman Perkebunan Di Indonesia
  2. Klasifikasi Tanaman Perkebunan
Dalam kurun waktu 30 tahun terakhir terdapat program pembangunan tanaman perkebunan di indonesia, pembangunan tersebut dalam bentuk REPELITA yaitu Rencana Pembangunan Lima Tahun, secara bertahap :
A. Pelita I : 1968 - 1973
B. Pelita II : 1974 - 1979
C. Pelita III : 1980 - 1985 > Tanaman Perkebunan Muncul
D. Pelita IV : 1986 - 1991
E. Pelita V : 1992 - 1997
F. Pelita VI : 1998 - 2003

Pada tahun 1945 - 1948 Pemerintah Menguasai Perkebunan di indonesia. Pengembangan tanaman perkebunan dimulai pada pelita ke II (1980) untuk seluruh indonesia termasuk Provinsi Riau.

Kebijakan Pemerintah pada perkebunan dilandasi dengan berbagai pokok strategi yang dicanangkan, sebagai berikut :
a. Menciptakan Lapangan Kerja
b. Peningkatan Pendapatan Petani Pekebun ( Produsen)
c. Mempertahankan posisi indonesia ekspor karet, kopi, teh, cengkeh, tembakau, terakhir dan kelapa sawit.
d. Mengurangi ketergantungan indonesia dalam impor cengkeh sebagai bahan baku industri (Pabrik Rokok Kretk).
e. Memenuhi kebutuhan bahan baku industri ( Karet). Sebelum munculnya perkebunan, rata - rata pendapatan petani adalah sekitar Rp.750.000 - Rp.1000.000/ Tahun
f. Memanfaatkan produksi sebagai bahan baku/ pemasaran.
g. Adanya pemerataan pembangunan khususnya tanaman perkebunan di seluruh indonesia/ termasuk Provinsi Riau.
h. Adanya Pengwilayahan pembangunan tanaman perkebunan sesuai dengan kebijaksanaan diatas.

Kebijakan pemerintah pelaksanaan teknisnya di tangani oleh :
1. Perkebunan Rakyat
2. Perkebunan Besar Milik Negara (PBMN/PTPN)
3. Perkebunan Besar Swasta

Hingga pelita ke III pembangunan di titikberatkan bidang perkebunan di Riau tanaman Karet dan Kelapa Sawit, Karena tanah di Riau hanya memiliki jenis tanah gambut dengan PH rendah dan tanah PMK namum tidak ada bahan organik sehingga hanya tanaman karet dan kelapa sawit yang mampu hidup.

Sasaran pokok dalam pembangunan perkebuna, yaitu :
1. Memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai bahan baku industri
2. Menunjang usaha pengembang berbagai industri pertanian.
3. meningkatkan usaha pengembangan tanaman perkebunan untuk menambah devisa negara dan peningkatan pendapatan.petani khusus perkebunan rakyat.

Usaha membuka lapangan kerja dibidang perkebunan cukup besar terlihat.
1. PR = Mencapai 85% tanaman perkebunan (SDM kurang)
2. PTPN = 8% tanaman Kelapa Sawit, Kakao, Tebu, Teh, Tembakau, dll
3. PBS = 6% tanaman Cengkeh, Kopi

Adanya kesenjangan tanaman perkebunan antara PR, PTPN, dan PBS.
Contoh Tanaman : Tanaman Kopi PR = 90%, PTP = 10%
                               Tanama Kelapa Sawit PR = 10% , PTP/PBS = 80%
                               Tanaman Kopi PTP/PBS = 8% , PR = 85%

Pemerintah membuat kebijakan dan langkah strategi, yaitu:
  1. Pembangunan perkebunan PR sebagai tulang punggung dalam pengembangan tanaman perkebunan sekaligus penerapan usaha tanaman perkebunan.
  2. Pembangunan perkebunan PTP sebagai pendukung dalam usaha, teknologi, pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran.
  3. PBS sebagai pelengkap dari sub sektor perkebunan.
Perkebunan rakyat ditugaskan atau diberi kewajiban, yaitu :
  1. Mewadahi perkembangan tanaman perkebunan
  2. PBS bekerja sama menuju ke arah usaha tani yang rasional
  3. PTPN dapat mengelola hasil perkebunan serta memberi harga yang wajar dan penetapan teknologi tepat guna
Dari uraian diatas, demi kemajuan perkebunan masing - masing badan usaha dilandasi kebijakan, yaitu :
1. Kebijakan Terhadap PR
 a. peningkatan teknologi budidaya melalui paket lengkap
 b. meningkatkan efisiensi pelaksanaan UPT
 c. Pengembangan dilakukan pola PIR dengan berbagai sistem
 d. dilakukan kegiatan pasca panen terhadap PR mulai dari peningkatan produksi hingga pemasaran / bentuk koperasi

2. Kebijakan terhadap PTPN
 a. memberikan pelayanan kepada perkebunan rakyat transfer teknologi
 b. pengembangan perkebunan pada lokasi baru/ program transmigrasi untuk daerah pemukiman
 c. peningkatan investasi dan pengembangan modal
 d. adanya kemitraan investor luar dan dalam negeri.

1. KARET ( Havea brasiliensis. Aub )

Tanaman karet merupakan tanaman introduksi dari brazil penemuan benua amerika tahun 1492 oleh C.Columbus. Pada abad XIV karet sudah dimainkan ( Bola Kaki). Orang asli indian digunakan sebagai penutup badan. Lateks digunakan sebagai simbol "Condamine"
 mempelajari benda yang dibawa colombus pada abad XIV di Eropa.

Hasil penelitian condamine bahwa karet berasal dari tanaman yang memiliki batang mengandung lateks. Menurut para ahli bahwa benda tersebut mempunyai nilai pada masa mendatang untuk keperluan bahan baku industri. Tahun 1770 Eddwart Marine menemukan hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan mainan ( Sepak Bola ).



Tanaman ini tumbuh di lembah sungai amazon secara liar. Pemungutan hasilnya dalam bentuk sadap brazil dengan sistem potong/tebang tanpa disadap ( tanpa aturan). Perkiraan dalam jangka panjang tanaman akan punah tanpa budidaya. Pada tahun 1780 benda ( karet ) digunakan sebgai alas dari roda (Transport). Pada tahun 1780 dtmukan oleh "Good Year" karet dengan belerang disebut ban mati (Ban Vulkanisir). Tahun 1880 Dunlop menemukan ban yang dapat diisi dengan angin ( Ban dalam ) kebutuhan karet semakin meningkat seiring dengan penignkatan industri otomotif maka kebutuhan karet semakin meningkat.

Sampai saat ini karet merupakan bahan baku industri untuk berbagai keperluan, kembali pada sejarah sebelum tahun 1880 tepat tahun (4) 1680 telah dilakukan beberapa penelitian tentang karet. Tanaman karet pada masa mendatang akan dibutuhkan dunia, dalam berbagai keperluan industri otomotif. Tanaman ini perlu dilestarikan, tahun 1879 Collins khusus meneliti tentang benda misterius benda ajaib (karet).

Tahun 1876 dikirim lagi hokker dan markham membawa niji karet untuk dikembangkan ternyata biji tidak dapat berkecambah (mati). Tahun 1877 dikirim lagi 70.000 biji dan berkecambah 2370 batang kemudian dibagikan ke 3 negara, yaitu:
  1.  Colombo ( Cylon) India 1900 batang
  2. Ke indonesia 2 batang di tanam di kebun raya bogor merupakan tanaman koleksi bukan untuk dibudidayakan
  3. Malaysia 468 batang

Perkembangan Tanaman Karet Di Indonesia 

Tahun 1890 pada masa pemerintahan belanda mengirimkan biji karet langsung dari brazil ke indonesia dibudidayakan di jawa tanaman karet tidak berkembang. Tahun 1902 dikirim lagi melalui eropa prancis ke indonesia di budidayakan di sumatra timur tanaman tumbuh dan cukup berkembang sampai saat ini. Pada tahun 1911 mulai terbentuk perkebunan luas 100 Ha. Pada tahun yang sama tanaman ini dibudidayakan di beberapa daerah di indonesia yaitu Kalimantan, Sumatra Tengah, dan Sumatra Selatan.

Pengembangan tanaman karet terus berkembang sampai tahun 1939 - 1942 (PD II). Masa pemerintahan jepang banyak tanaman perkebunan yang diganti dengan tanaman pangan, kemudian berkembang lagi setelah tahun 1945. Pengembangan selanjutnya semenjak pelita ke III (1983)

Perkembangan Budidaya Tanaman Karet Di Indonesia

Perkembangan tahun 1890 oleh pemerintah Hindia Belanda, belanda terus mengembangkan tanaman perkebunan. Pada tahun 1902 dikirim dari eropa ke jakarta kemudian ke sumatra timur benih yang dikirim tumbuh dengan baik. Tahun1911 pembudidayaan dalam perkebunan 100 Ha. Tahun yang sama dikembangkan lagi di kalimantan, saat ini dilakukan perbaikan klon - klon yang unggul untuk meningkatkan produksi tanaman karet. Keunggulan klon ada pada lateks yang banyak.

Produksi Tanaman Karet Di Indonesia ( Masih Rendah)
PR indonesia produksi rata - rata = 400 - 500 kg/KKK/Ha
Malaysia mencapai 1000 - 1500 Kg KKK/Ha
PTP/PBS Produksi 1500 - 2000 Kg/KKK/Ha

Alasan Kenapa Rendah Produksi Tanaman Karet Di Indonesia
  1. PR masih dominan menggunakan bibit lokal
  2. Teknologi budidaya masih bersifat konvensional
  3. Kurangnya perlakuan replanting
  4. Sistem sadap kurang sempurna/masih konvensional
  5. Sulit pengendalian penjakit JAP, JAM, JAC
  6. Terbatasnya mendapat klon yang unggul
Pembuluh dalam batang karet arah dari kakan ke kiri, maka menyadapnya harus dari kiri ke kanan agar terputus pembuluhnya.

Sosial Ekonomi Tanaman Karet Di Indonesia
Luas tanaman karet di indonesia 3.500.000 Ha, pengelolaan perkebunan karet PR = 8,4%, PBS = 8,4%, PTP= 7,5% terdapat di 22 Provinsi di indonesia darimana PR menggantungkan hidupnya pada tanaman karet.

Tanaman karet merupakan salah satu mata pencaharian khususnya petani tanaman karet. Tanaman karet urutan ke II penyumbang devisa negara. Tahun 1990 di indonesia merupakan produksi karet No 1, Malaysia No 2 dan Urutan No 3 Thailand di dunia, Indonesia mempertahankan produksi karet sampai saat ini.

Tahun 2000 produksi karet terdapat di negara :
  1. Thailand No 1 Produksi 1.650.500 Ton
  2. Indonesia No 2 Produksi 1.480.200 Ton
  3. Malaysia No 3 Produksi 872.000 Ton
Pada tahun 20016 indonesia ekspor karet mencapai 1.500.350 US Dollar (2,15 %) devisa non migas. Terdapat di 22 Provinsi di Indonesia dan 90% petani karet artinya kehidupan sangat tergantung pada budidaya tanaman karet, Namun produksi tanaman tersebut tergolong rendah.

Prospek karet alam di masa mendatang dalam jangka panjang, pada tahun 1950 kebutuhan karet alam mengalami penurunan akibat penggunaan karet sintetis. Penurunan harga akibat penggunaan karet sintetis. Karet alam lebih unggu kualitasnya dari pada karet sintetis, pembuatan ban mobil yang berkualitas 75% karet alam. COntoh pembuatan ban radial. Kajian masa mendatang tahun 2020 kebutuhan karet alam mencapai 35,5 Juta Ton. Indonesia salah satu negara pegeksport karet alam mencapai 15,5 Juta Ton.

Sifat Sifat Karet Alam
  1. Daya elastis atau daya lentingnya cukup kuat sempurna
  2. Sangat plastis mudah diolah
  3. Tidak mudah panas
  4. Pemakaiannya cukup lama
 Kelemahan Karet Alam
  1.  Harga jual relatif mahal sesuai dengan kualitasnya
  2. jumlahnya terbatas
  3. penggunaan secara khusus
  4. negara pengekspor karet alam juga terbatas.
 Gambaran Tentang Ekspor Karet Indonesia Ke Beberapa Negara
  1. Ekspor karet indonesia ke Amerika, Eropa Barat, Jepang, Korea, Cina
  2. Malaysia 45% Pengekspor Karet Alam Di Dunia
  3. Indonesia 25% Pengekspor Karet Alam Di Dunia
  4. Thailand 13% pengekspor Karet Alam Di Dunia.
Sifat Botani Dan Syarat Tumbuh

Tanaman karet introduksi dari Brazil (Amerika Serikat). Tanaman karet mengalamimusim gugur minimal 1x setahun, gugur daun untuk beradaptasi dengan lingkungannya (Asal). Apabila tidak menggugurkan daun, mati/produksi kurang, selama penggugguran daun tidak dianjurkan untuk disadap. Lama istirahat sampai 2 - 3 bulan, lakukan pemupukan. Penyadapan dilakukan apabila sudah sempurna pertumbuhan vegetatifnya, umumnya masa gugur daun produksi rendah.

Syarat TumbuhTanaman Karet
1. Faktor Iklim
   a. Letak Geografis, tanaman karet tumbuh pada kisaran 6 LU dan 6 LS Indonesia kisaran 10 LU dan 10 LS
   b. Tinggi Tempat, 0 - 600 m dpl ( Nilai Ekonomis), > 600 m dpl tidak ekonomis dibudidayakan
   c. Suhu, suhu minimum 25' C, Optimal 27 - 29' C, maks 34 - 35' C
   d. Curah Hujan, minimal 1500 mm/Tahun, optimal 2500 mm/Tahun, Maks 4000 mm/Tahun
Tekanan turgor dalam tanaman karet berpengaruh dari suhu, semakin tinggi suhu semakin tinggi turgor menyebabkan semakin banyak lateks yang keluar, begitupun sebaliknya.
       e. Angin, angin erat hubungannya dengan sifat klon cabang mudah patah, sesuaikan bentuk pola tanam arah angin. Angin yang kencang dapat menurunkan produksi lateks, angin juga penting dalam proses persarian. Klon auros untuk mengatasi angin yang kuat
       f. Kelembaban, kelembaban 75 - 90% erat hubungannya dengan penyakit JAC, JAM, JAP

    2. Tanah
    Membutuhkan tanah bahan organik tinggi/tidak tergenang. Tanaman karet sangat toleran terhadap keasaman tanah masih mampu tumbuh pada pH 3,4 tetapi bermasalah pada lateks karena tanah tidak mengandung unsur P.

    Bahan Tanaman, bahan perbanyakan untuk tanaman karet 2 bahagian
    1. Bahan perbanyakan biji/benih (Generatif)
    2. Perpaduan antara generatif/vegetatif (klon)

    Perbanyakan Secara Generatif ( Benih )

    Ada 4 sumber bahan benih untuk tanaman karet, yaitu:
    1. Biji Legitim, adalah biji yang berasal dari induk melalui penyerbukan buatan/alami dari satu kebun yang monoklon yang terisolasi
    2. Biji Propelegitim, adalah biji hasil penyebrukan secara alami lebih dari satu klon
    3. Biji Illegitim adalah biji berasal dari penyerbukan secara alami ibunya diketahui dan serbuk sari tidak diketahui
    4. Biji Sapuan adalah biji yang diperoleh yang tidak diketahui asal usul induknya ( Induk Tidak Jelas)

    Persyaratan Untuk Tempat Persemaian Tanaman Karet

    1. Lahan harus datar, dekat sumber air
    2. Persemaian dilakukan pada areal yang direncanakan
    3. Dekat jalan untuk mempermudah pengawasan
    4. Tempat yang mudah di transport
    5. Areal persemaian mudah pengawasan dan bebas dari gangguan ternak

    Pelaksanaan Persemaian

     Membuat bedengan tempat pengecambahan ukuran bedengan 1,50 cm dan panjang 10 Meter. Bagian atas dilapisi dengan pasir kali 5 cm, lakukan seleksi benih yang bernas. Sumber benih baik dari Propolegitim, Ilegitim, atau biji sapuan. Dederkan biji diatas bedengan sedalam 5 cm dengan jarak tanam 5 x 10 cm. Catat tanggal tanam, kemudian dipindahkan kepembibitan permanen untuk mendapatkan klon (Okulasi)

    Persiapan Pembibitan

    1. Sama halnya dengan persemaian
    2. Bibit yang umur satu bulan dapat dipindahkan ke pembibitan
    3. Umur bibit 6 - 9 bulan dapat diokulasi (okulasi hijau)
    4. Umur bibit >9 bulan diokulasi (Okulasi Coklat)
    5. Umur bibit batang bawah minimal 12 Bulan
    6. Mata entres dari kebun khusus atau bibit yang tersedia
    7. Bibit yang sudah diokulasi merupakan bahan perbanyakan secara vegetatif yang disebut:
    1. Stump Mata Tidur adalah perbanyakan tanaman setelah diokulasi (setelah dibuka pembalut mata entres)
    2. Stump Tinggi adalah bahan tanaman yang berumur 12 - 24 bulan, sehingga dalam pemindahan dilakukan pemotongan akar dan tinggi tanaman 100 - 150 cm
    3. Stump Tinggi tanpa perlakuan berasal dari seedling (biji) dan bentuknya sama dengan stump okulasi
    4. Bahan bibit langsung di tanam, kemudian diperlakukan setelah tanaman umur 6 - 12 bulan ( okulasi)

    Pembukaan Lahan 

    Proses pembukaan lahan untuk budidaya tanaman karet meliputi :
    1. Survei Lahan
    •  Menentukan klasifikasi hutan primer, sekunder/lahan tidur
    • Topografi (datar,bergelombang, atau berbukit)
    • Keadaan lapangan rawa, sungai, perkampungan, dll
    • Sumber air dan contoh tanah
    • Batas areal lahan yang direncanakan
    • Apabila bekas lahan tegalan perlu JAC, JAm, JAP
    2. Perlakuan Survei
    • Perintisan sampai membuat batasan dengan patok merah
    • Penebangan dengan seleksi ukuran besar atau kecil
    • Perlakuan merecek untuk memudahkan pembersihan
    • Land Clearing
     3. Penanaman Penutup Tanah ( Cover Crop)
    1. Pueraria javanica
    2. Centrosema pubessens
    3. Mimosa pudica
    4. Gloes porium mucuides
    •  Kelebihan famili ini terdapat bintil pada akar yang dapat menguraikan N2 menjadi N03- yang dibutuhkan tanaman
    • Keuntungan Menggunakan Cover Crop
    1. Dapat mengikat unusr N dari udara bebas fiksasi N2
    2. Cover crop dapat menghasilkan bahan organik
    3. Menekan pertumbuhan gulma
    4. Kestabilan suhu tanah dan kelembaban erat hubungan dengan aktivitas dari mikroorganisme
    5. Menghindari pencucian tanah ( Leaching )
    6. Menambah ketersedian air tanah
    7. Mengurangi proses evaporasi
    8. Mengurangi kerusakan tanah melalui ran off

    Penentuan Jarak Tanam 

    Ada beberapa bentuk jarak tanam pada tanaman karet untuk mengoptimalkan penggunaan lahan, dimana jarak tanaman secara konvensional kurang menguntungkan
    1. Jarak tanam segitiga sama sisi 5 x 5 x 5 m, 4 x 4 x 4 m ( Konvensional)
    2. Jarak tanam segi empat 4x 5m, 6 x 4 m ( Konvensional)
    3. Jarak Tanam sistem pagar antara lain :
    •  7 x 3,5 m secara tunggal
    • 7 m x 3,5 m secara ganda dua
    • 7 m x 2,5 m secara ganda tiga
     Penggunaan jarak tanam secara konvensional kurang  menguntungkan, jumlah populasi tanaman relatif rendah 400 - 500 btng/Ha, serta kurang efektif penggunaan lahan
     
    Keuntungan  Pengunaan Jarak Tanam Sistem Pagar
    1.  Penggunaan lahan lebih efisien
    2. Produksi lateks dapat meningkat 40 - 60% dibandingkan dengan jarak tanam secara komvensional 400 - 500 batang/Ha
    3. Jarak tanam pagar populasi mencapai 800 - 1000 batang/Ha
    4. Nilai ekonomis kayu lebih tinggi ( Bahan baku kertas, kayu bakar)
    5. Menghemat tenaga kerja dalam pelaksanaan sadap
    6. Jarak tanam pagar dianjurkan untuk klon unggulan
    7. Bibit lokal tidak dianjurkan jarak tanam pagar

    Penanaman 

    Pembuatan lubang tanam 60 m x 60m x 60m/ 80m x 80m x 80m. Penutupankembali lobang tanam dengan campuran pupuk kandang/pupuk organik lakukan 2:1. Penambahan pada awal musim hujan/akhir kemarau. Waktu penanaman mata tunas satu arah ke timur/barat. Jarak mata tunas dengan permukaan tanam 7 - 10 cm. Penutupan lubang tanam harus cembung untuk menghindari terjadinya penggenangan air. Lakukan monitoring sesudah tanam mencek bibit yang mati.

    Penyisipan

    Dilakukan setelah tanaman berumur 1 Tahun. Tidak dianjurkan apabila sudah berumur 2 tahun. Umur bibit yang disisipkan harus sama umumnya yang ditanam di lapangan. Umumnya jumlah bibit per satuan Ha ditambahkan 10% dari jumlah bibit yang tersedia. Penyisipan juga dilakukan pada awal musim hujan. Penyisipan pada lubang yang sama dan tanaman mati dicabut.

    Pemeliharaan

    1. Penunasan, tujuan penunasan meliputi:
     a. Membuang Tunas Tunas Liar
     b. Memlihara tunas yang produktif
     c. Menjamin tumbuh mata entres
     d. Mendapatkan batang yang kokoh
     e. Mendapatkan bidang sadap yang optimal
     f. Mengurangi jumlah cabang

    2. Pemeliharaan terhadap penutup tanah
    • Membuat piringan sekitar tanam untuk menghindari dari tanaman penutup tanah.
    • Melakukan pemangkasan terhadap penutup tanah ( Cover crop)
    • Melakukan pemupukan
    • Bahan tanaman sebagai bahan organik

    Pemupukan

    Rekomendasi pemupukan pada tanaman karet
    1. Perlakuan selama dalam pembibitan
    • Umur 1 Bulan = 7 g/Pohon
    • Umur 2 Bulan = 14 g/Pohon
    • umur 3 Bulan = 14 g/Pohon
    • Umur 4 Bulan = 14 g/Pohon
    2. Rekomendasi Pemupukan di lahan
    • 1 bulan = 7 g/pohon
    • 2 bulan = 14 g/pohon
    • 3 - 5 bulan = 28 g/pohon
    • 6 bulan = 50 g/pohon
    • 9 bulan = 80 g/pohon
    • 12 bulan = 120 g/pohon
    • Pemupukan selanjutnya dilakukan 2 dalam satu tahun
    3. Rekomendasi pemupukan pada tanaman siap sadap
      a. Tahun Pertama Sadap
    • NPK     250 g/pohon diberikan 4 kali/tahun
    • TSP      250 g/pohon diberikan 4 kali/tahun
    • KCL     200 g/pohon diberikan 2 kali/tahun
    • Kisserit  75 g /pohon diberikan satu kali
      b. Dua Tahun Sadap
    • NPK     450 g/pohon diberikan 3 kali/tahun
    • TSP      300 g/pohon diberikan 2 kali/tahun
    • KCL     200 g/pohon diberikan 2 kali/tahun
    • Kisserit 100 g /pohon diberikan satu kali
      c. Tiga Tahun Sadap
    • NPK     500 g/pohon diberikan 2 kali/tahun
    • TSP      300 g/pohon diberikan 2 kali/tahun
    • KCL     200 g/pohon diberikan 2 kali/tahun
    • Kisserit 100 g /pohon diberikan satu kali
      d. Empat Tahun Sadap
    • NPK     550 g/pohon diberikan 2 kali/tahun
    • TSP      300 g/pohon diberikan 2 kali/tahun
    • KCL     200 g/pohon diberikan 2 kali/tahun
    • Kisserit 100 g /pohon diberikan satu kali
      e. Lima Tahun Sadap
    • NPK     600 g/pohon diberikan 2 kali/tahun
    • TSP      200 g/pohon diberikan 2 kali/tahun
    • KCL     200 g/pohon diberikan 2 kali/tahun
    • Kisserit 100 g /pohon diberikan satu kali