Makalah : Filsafat Ideologi Pendidikan
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam sebuah pendidikan tentulah harus ada ilmu serta ideologi nya dalam ilmu disini dapat diketahui ilmu dari para ilmu itu adalah sebuah filsafat. Secara bahasa dapat diartikan kata filsafat memiliki arti yang sepadan dengan kata falsafah dalam bahasa Arab atau kata philosphy dalam bahasa Inggris, atau kata philoshophier dalam bahasa Prancis dan Belanda, atau philoshophier dalam bahasa Jerman.
Menurut Francis Bacon Filsafat adalah induk agung dari ilmu-ilmu dan filsafat menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya. Dalam ideologi pendidikan tentang Islam filsafat sangat memiliki peran penting karena tanpa adanya suatu filsafat ilmu pendidikan itu tidak akan berhasil.
Ideologi pendidikan Islam sangat dibutuhkan bagi semua orang karna tanpa ideologi tidak akan tahu makna pendidikan itu seperti apa.
Di dalam dunia pendidikan, ideologi membahas pola gagasan yang lebih dinamis dan berfungsi sebagai pengarah tindakan sosial.
Perkembangan ilmu pendidikan tidak bisa lepas dari peran manusia, begitu sentralnya posisi manusia sebagai makhluk Tuhan, maka hampir semua ilmu pendidikan menjadikannya baik sebagai subjek maupun objek studinya, yang membedakan antara ilmu-ilmu tersebut hanya sudut pandang sesuai dengan disiplin masing-masing ilmu pendidikan itu sendiri.
B. Rumusan masalah
- apa itu ideologi?
- Apa itu ideologi konservatif dan liberal?
- apa itu ideologi pendidikan Islam?
- Berapa macam ideologi di era global?
- Apa Objek dan tujuan pendidikan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ideologi
Kata ideologi pertama kali diperkenalkan oleh Destutt de Tracy, seorang filsuf asal Perancis. Secara etimologis kata “Ideologi” berasal dari bahasa Perancis, yaitu: Idéo yang artinya ide, cita-cita, melihat, memandang. Logie yang artinya logika atau rasio. Sehingga arti ideologi dapat juga didefinisikan sebagai seperangkat ide yang membentuk keyakinan dan paham untuk mewujudkan cita-cita manusia.
Jorge Larrain menulis, ideologi memiliki arti positif dan negatif. Ideologi dalam pengertian positif berkaitan dengan sistem ide, nilai, pengetahuan yang berhubungan dengan kepentingan golongan tertentu, dengan variasi kognisi tertentu. Dalam arti negatif ideologi merupakan pengetahuan yang diputar balik. Ciri khasnya disebut Marx sebagai kemampuannya menyembunyikan kontradiksi obyektif dan memuat kepentingan golongan (dominan).Dalam pengertian yang netral, ideologi setidaknya mengandung prinsip-prinsip yang koheren, komprehensif, dan jelas.
Akan tetapi, ideologi berbeda dengan ilmu, juga filsafat. Keduanya menurut Marx hanya membantu manusia memahami secara lebih baik tentang dunia, akan tetapi tak pernah mampu mengubahnya. Raymond William bertutur bahwa tidak ada batasan yang pasti tentang istilah ideologi. Bahkan dalam tradisi marxis, suatu tradisi yang paling kaya mengenai ideologi, kata ideologi, tulisnya, memiliki tiga pengertian umum: sistem khas keyakinan-keyakinan suatu kelompok atau kelas tertentu; sistem keyakinan ilusif-gagasan-gagasan atau kesadaran palsu yang dikontraskan dengan pengetahuan ilmiah, proses umum produksi makna dan gagasan, atau dalam bahasa Volosinov dimensi pengalaman sosial di mana makna dan nilai diproduksi.
Ideologi konservatif
Pius A. Partanto dan Dahlan al-Barry dalam kamus ilmiah populer mendefinisikan bahwa konservatif adalah tertutup, kolot, mempertahankan tradisi atau kebiasaan lama. Faham Ideologi konservatif memandang bahwa tidak adanya kesederajatan masyarakat merupakan sesuatu yang alami, sesuatu hal yang sangat mustahil untuk kita hindari. Perubahan dalam faham ini merupakan sesuatu hal yang tidak perlu diperjuangkan karena perubahan akan menciptakan sebuah kesengsaraan.
Baca Juga :
Baca Juga :
Tokoh aliran konservatif yang terkenal adalah George Washington, Abraham Lincoln, Emile Durkheim, Arthur Bestor dan Hyman Rickover. Menurutnya, orang-orang yang miskin, buta huruf dan menderita merupakan kodrat Ilahi dan kesalahan mereka sendiri karena tidak bisa merubah dirinya sendiri. Orang miskin harus bersabar dan belajar menunggu nasib sampai giliran mereka datang, karena pada akhirnya semua orang akan mencapai kebebasan dan kebahagian. Dalam perkembangannya, Ideologi pendidikan konservatif mem-punyai tiga tradisi pokok, yaitu fundamentalisme pendidikan, intelektualis-konservatisme pendidikan dan konservatisme pendidikan.
Ideologi Pendidikan Liberal
Liberal atau liberalisme adalah suatu pandangan yang menekankan pengembangan kemampuan, melindungi hak dan kebebasan (freedom), serta mengidentifikasi problem dan upaya perubahan sosial secara inskrimental demi menjaga stabilitas jangka panjang. Bagi penganut liberalis, pendidikan adalah usaha untuk melestarikan dan meningkatkan mutu tatanan sosial yang ada dengan cara mengajarkan pada setiap anak-anak bagaimana cara mengatasi masalah-masalah kehidupannya sendiri secara efektif. Pendidikan diperoleh melalui pengalaman (empiris) dan terbentuk serta dipengaruhi oleh lingkungan (behavioris). O’neil menyebutkan bahwa ideologi pendidikan liberal ada tiga macam yaitu:
1. Liberalisme Pendidikan
adalah melestarikan dan memperbaiki tatanan sosial yang ada, dengan mengajarkan setiap individu untuk menghadapi masalah-masalah dalam kehidupannya secara efektif, Mengacu pada cita-cita liberalisme pendidikan adalah mengajarkan kepada peserta didik bagaimana cara menghadapi sendiri masalah-masalah hidupnya secara efektif . Menurut penganut liberalisme, individu adalah pribadi yang unik dan penuh dengan potensi yang harus dikembangkan, begitulah konsep manusia dalam liberalisme pendidikan. Manusia secara mutlak memiliki kehendak yang bebas untuk mengatur dan mengarahkan dirinya.
Semua manusia bebas untuk memilih dan memahami dunia sesuai dengan hasrat dan pikirannya, maka pengalaman yang ia dapatkan bisa dipahami sesuai keinginannya. Begitu pula dengan kurikulum pendidikan liberal yang dibebaskan sesuai dengan kehendak sekolah dan siswa. Jadi, Untuk mencapai tingkat intelektual yang tinggi, penganut liberalisme pendidikan tidak harus mendapatkan pelajaran dari sekolah.
2. Liberasionisme Pendidikan
Liberasionisme pendidikan adalah sebuah orientasi “problem centered” atau “method centered” yang mencakup komitmen kuat terhadap jawaban yang terbaik yang dibuat oleh kecerdasan yang terlatih. Untuk itu sekolah berkewajiban mengenali dan mempromosikan aneka program sosial konstruktif selain melatih kecerdasan pikiran siswa dan sekolah harus memajukan pola tindakan yang paling meyakinkan yang didukung oleh sebuah analisis obyektif berdasarkan fakta yang ada Konsep manusia dalam pandangan liberasionisme pendidikan lebih menekankan pentingnya perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh individu daripada persamaannya. Karena dari hal tersebut, manusia memiliki keunikan dan keunggulan yang berbeda-beda. Adapun konsep kurikulum pendidikan dalam liberasionisme sebagai berikut:
- Sekolah harus menekankan pada pembaharuan/perombakan sosio ekonomis.
- Sekolah harus memusatkan pada pemahaman diri terhadap potensi peserta didik.
- Mata pelajaran harus bersifat pilihan dalam hal pelajaran yang wajib
- Penekanan harus diletakkan pada penerapan praktis.
- Sekolah harus menekankan pada problema sosial yang kontroversial
Baca Juga :
- BAHASA INDONESIA : KETERAMPILAN BERBAHASA
- BAHASA INDONESIA : KETERAMPILAN, KOMPETENSI DAN PERFORMANSI BERBAHASA
Anarkisme pendidikan
Secara umum anarkisme pendidikan hampir sama dengan liberalisme dan liberasionisme pendidikan, yaitu ideologi yang menerima sistem penyelidikan eksperimental yang terbuka dengan prinsip penalaran ilmiah melalui pembuktian (scientific reasion whit verification). Namun demikian, anarkisme pendidikan memiliki titik tekan terhadap penghapusan hambatan-hambatan kelembagaan terhadap tindakan personal,
sehingga masyarakat bisa bebas dari lembaga (deinstitusionalisasi masyarakat). Menurutnya sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan dengan percepatan perombakan humanistik berskala besar dengan cara mengapus sistem persekolahan (Subagja, 2010: 56)
Anarkisme pendidikan memiliki tujuan untuk membawa perombakan-perombakan dan pembaharuan yang segera dan berlingkup (berskala) besar serta bersifat humanistis, yaitu dengan cara menghapus sistem pendidikan formal.
Konsep pendidikan islam secara normatif sarat dengan nilai-nilai transendeltal ilahiah dan insaniah. Semua itu dapat di wadahi dalam bingkai besar yang di sebut humanisme teosentris.
ali syari’ati mendeskripsikan ke dalam tujuh prinsip. Dasar kemanusiaan sebagai universal yaitu:
- Manusia adalah mahkluk asli
- Manusia adalah makhluk yang memilki kehendak bebas yang merupakan kekuatan paling besar dan luar biasa.
- Manusia adalah mahkluk yang sadar (berfikir) sebagai karakteristik manusia yang paling menonjol.
- Manusia adalah mahkluk yang sadar akan dirinya sendiri
- Manusia adalah makhluk kreatif.
- Manusia mahkluk yang mempunyai cita-cita dan merindukan sesuatu yang ideal
- Manusia adalah mahkluk moral yang hal ini berkaitan dengan masalah nilai (value).
Humanisme yang diangkat menjadi paradigma ideology islam pada dasarnya juga bertolak dari ketujuh prinsip dasar kemanusiaan tersebut yang implicit dalam konsep fitrah manusia. Namun demikian, humanisme dalam padangan islam tidak dapat dipisahkan dari prinsip teosentrisme. Dalam hal ini, keimanan “tauhid” sebagai inti ajaran islam, menjadi pusat seluruh orientasi nilai.namun perlu diperjelas, bahwa semua itu kembali kepada manusia yang dieksplisitkan dalam tujuan risalah islam.
Maka dalam pendidikan Islam khususnya lembaga pendidikan NU harus dikembangkan berdasarkan paradigma yang berorientasi pada:
Baca Juga :- BAHASA INDONESIA : PENULISAN KATA, PENULISAN UNSUR SERAPAN DAN PEMAKAIAN TANDA BACA
- BAHASA INDONESIA : RAGAM BAHASA
- Paradigma pendidikan Islam harus didasarkan pada filsafat teosentris dan antroposentris sekaligus.
- Pendidikan islam mampu mengembangkan keilmuan dan kemajuan kehidupan yang intregatif antara nilai spiritual, moral dan material bagi kehidupan manusia.
- Pendidikan islam mampu membangun kompotisi manusia dan mempersiapkan manusia demokratis, kompetetif, inovatif dan bermoral berdasarkan nilai-nilai islam.
- Pendidikan Islam harus disusun atas dasar kondisi lingkungan masyarakat,
- pendidikan Islam disesuaikan dengan kebutuhan kehidupan masyarakat modern tanpa meninggalkan khasanah klasik.
- Penyelenggaraan pendidikan islam harus diubah berdasarkan pendidikan demokratis dan pendidikan yang bersifat sentralistik.
- Pendidikan Islam lebih menekankan dan diorientasikan pada proses pembelajaran, diorganisir dalam struktur yang lebih bersifat fleksibel.
- Pendidikan Islam harus diarahkan pada dua dimensi, yaitu “pertama, dimensi dialektika (horizontal) dan kedua, dimensi ketundukan vertical.
- Pendidikan Islam lebih diorientasikan pada pendidikan sebagai proses pembebasan, proses pencerdasan, menjunjung tinggi hak-hak manusia.
BAB III
PENUTUP
A.kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa ideologi pertama kali diperkenalkan oleh Destutt de Tracy, seorang filsuf asal Perancis. Secara etimologis kata “Ideologi” berasal dari bahasa Perancis, yaitu: Idéo yang artinya ide, cita-cita, melihat, memandang. Logie yang artinya logika atau rasio. Sehingga arti ideologi dapat juga didefinisikan sebagai seperangkat ide yang membentuk keyakinan dan paham untuk mewujudkan cita-cita manusia.
Menurut william f o’neil ideologi terbagi menjadi tiga: ideologi konservatif, ideologi liberal, ideologi anarkisme.
B.Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca terkhusus pada dosen mata kuliah ini, agar dalam pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan sarannya, penulis ucapkan terimakasih
Daftar Pustaka
- Wiliam f o’neil,ideologi-ideologi pendidikan,2008,hal.530.
- Soleh subagja,gagasan liberalisasi pendidikan,2010,hal 50.
- Arif rahman,politik ideologi pendidikan,yogyakarta,2009,hal.82.
- William f o’neil,ideologi-ideologi pendidikan,yogyakarta,2008,hal.418.
- Arif rahman,politik ideologi pendidikan,yogyakarta,2009,hal.84.
- Soleh subagja,gagasan liberalisasi pendidikan,malang,2010,hal.56.
- Soleh subagja,gagasan liberalisasi pendidikan,malang,2010,hal.56.
- https://josh.makalahblogspot.com/ideologi_pendidikan_islam Dikutip pada tanggal 25 november 2018 pukul 10:55 wib.
- Https://josh.makalahblogspot.com/ideologi pendidikan islam Dikutip pada tanggal 25 november 2018 pada pukul 10:55 wib.
Posting Komentar untuk "Makalah : Filsafat Ideologi Pendidikan"