Pembelajaran Bahasa Indonesia: Penulisan Kata, Penulisan Unsur Serapan Dan Pemakaian Tanda Baca
A. Penuliasan
Kata
Ada beberapa hal
yang perlu di perhatikan
dalam
Penulisan kata.
1. Dasar Kata
Yang
dimaksud dengan kata dasar adalah katra yang belum mendapatkan imbuhan atau
peluang-an, di tulis sebagai satuan.
Misalnya: anak itu main kelereng, bapak kerja, buku
itu tebal.
2. Kata Berimbuhan
Yang
dimaksud adalah kata yang
mendapat imbuhan, yang berupa
awalan, sisipan atau akhiran, ditulis serangkai.
Misalnya: bergetar, berjan, melihat.
a. Jika bentuk dasarnya
berupa gabungan kata
yang mendapat awalan
dan akhiran, di tulis serangkai.
Misalnya: mahasiswa, perwiraan, pribahasa.
b. Jika kata itu mendapat
awalan atau akhiran, maka
ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya
atau mendahuluinya, kalau bentuk
dasarnya berupa gabungan kata.
Misalanya: mata pelajaran, bertanggung jawab.
3. Kata Ulang
Kata
ulang adalah bentuk dasar dalam
pemakaian bahasa yang
terjadinya dari pengulangan
kata, baik dalam pengucapan maupun penulisannya. Penulisan kata
ualang menurut ejaan
yang disempurnakan dengan
memberi tanda penghubung
di antara kedua kata
tersebut.
Misalnya: anak-anak, bapak-bapak, hati-hati,
mondar-mandir.
Macam-macam
kata ulang:
a. Kata ulang sejati atau pengulangan seluruhnya
Kata ulang
sejati adalah kata ulang yang terjadi dengan mengulagi seluruh bentuk kata
dasrnya.
Mislnya: teman-teman, cita-cita, tiba-tiba,
kapan-kapan.
b. Kata ulang berimbuhan
Kata ulang
berimbuhan adalah kata yang pengulangannya bersamaan dengan kata dasarnya, baik
awalan maupun pada kata
akhirannya.
Misalnya: kehijau-hijauan, sejelas-jelasnya,
kekanak-kanakan.
c. Kata ulang dengan perubahan konsonan
Adalah kata ulang yang terjadi karena
adanya perulangan seluhnya
dengan disertai perubahan
bunyi pada salah
satu unsurnya.misalnya:
sayur-mayur, lauk-pauk, ramah-tamah
d. Kata ulang semu
Adalah kata ulang
yang artinya berbeda-beda.
Misalnya: agar-agar, mata-mata, pura-pura.
4. Gabungan Kata
a. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata
majemuk termasuk istilah
khusus, di tulis terpisah.
Misalnya: duta besar, kambing hitam, orang tua, cendra mata.
b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah
pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung diantara unsur-unsurnya.Misalnya: anak-istri
pejabat, ibu-bapak kami, buku sejarah
baru.
c. Gabungan
kata yang penulisannya
terpisah tetap ditulis
terpisah jika mendapat awalan
atau akhiran.
Misalnya: bertepuk tangan, sebar luaskan, menganak
sungai.
d. Gabungan
kata yng sudah
padu di tulis
serangkai.
Misalnya: kacamata,
matahari, peribahasa.
5. Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata dalam bahas Indonesia tentu memiliki fungsi dan peranan
penting apalagi dalam
bentuk tertulis (bukan lisan).namun kita perlu mengetahui
terlebih dahulu aturan main mengenai pemenggalan kata ini dengan baik dan
benar.
a. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai
berikut
a. Jika di tengah
kata ada huruf
vokal yang beurutan
pemenggalannya dilakukan diantara kedua huruf vokal.
Misalnya: bu-ah,
ma-in, ni-at, sa-at.
b. Huruf
diftong ai, au, ei, dan oi
tidak di penggal.
Misalnya: pan-dai, au-la, sau-da-ra, sur-vei, am-boi.
c. Jika ditngah kata dasar ada
huruf konsonan (termasuk
gabungan konsonan) diantara
dua buah huruf
vokal, pemengalannya dilakukan
sebelum huruf konsonan.
Misalnya: ba-pak, la-wan, de-ngan,
mu-sya-wa-rah.
d. Jika ditengah kata dasar terdapat
dua huruf konsonan
yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan diantaranya
dilakukan diantara kedua
huruf konsonan.
Misalnya: man-di,
som-bong, swas-ta, sang-gup.
e. Jika di di tengah
kata dasr terdapat
tiga huruf konsonan
atau lebih yang masing-masing
melambangkan satu bunyi,
pemenggalannya dilakukan diantara
huruf konsonan yang
kedua.
Misalnya: ul-tra,
in-fra, in-stru-men.
b. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya di
lakukan anta bentuk
dasar dan unsur
pembentukannya.
Misalnya: per-buatan merasa-kan
Pergi-lah per-buatan
c. Jika sebuah kata terdiri atas
dua unsur atau
lebih dan salah
satu unsurnya itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan
di antar unsur-unsur itu. Setiap unsur gabungan di
penggal seperti pada kata dasar.
Misalnya: biografi bio-grafi bi-o-gra-fi
Biodata bio-data bi-o-da-ta
Kilogram kilo-gram ki-lo-gram
d. Nama orang yang terdiri atas
dua unsur atau
lebih akhir baris
dipenggal di antara
unsur-unsurnya.
Misalnya: lagu “Indonesia raya”
dikarang oleh wage
supratman.
Buku layar terkembang
di karang oleh
sutan
Alisjahbana.
e. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua
huruf atau lebih
tidak di penggal.
Misalnya: ia
bekerja di DLLAJR.
Pujangga terakhir keraton Surakarta
bergelar R.Ng.
Rangga warsita.
6. Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari ditulis
terpisah dari kata
yang mengikutinya.
Misalnya: Di mana dia sekang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Cincin itu terbuat
dari emas.
7. partikel
a. partikel
-lah, -kah, dan -tah
ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya.
Misalnya: Bacalah buku
itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
b. Partikel pun di tulis terpisah dari
kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun
permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
Jika hendak
pulang tengah malam
pun, sudah ada kendaraan.
c. Partikel per yang
berarti ‘demi’, ‘tiap’
atau ‘mula’ ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinnya.
Misalnya:
Mereka masuk
kedalam ruangan satu
per satu.
8. Singkatan dan Akronim
a. Singkatan
nama orang , gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik
pada setiap unsur sin. gkatan itu.
Misalnya:
A.H. Nasution
Abdul Haris Nasution
H. Hamid
Haji Hamid
S.Kom sarjana komunikasi
b. singkatan
yang terdiri atas
huruf awal setiap kata
nama
lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan,lembaga pendidikan, badan atau
organisasi, serta nama-nama dokumetresmi ditulis dengan
huruf kapital tanpa tanda
titik.
Misalnya:
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
UI Universitas Indonesia
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
c. singkatan yang terdiri
atas tiga huruf
atau lebih diikuti
dengan tanda titik.
Misalnya:
hlm.
halaman
dll. dan lain-lain
dsb dan
sebagainya
d. singkatan yang
terdiri atas dua
huruf yang lazim
dipakai dalam surat-menyurat masing-masing
di ikuti oleh tanda titik.
Misalnya:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.b. untuk beliau
e. lambang kimia,
singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata
uang tidak di ikuti tanda titik.
Misalnya:
Cu kuprum
Cm sentimeter
L liter
d. Akromin nama
terdiriatas huruf awal
setiap kata ditulis
dengan huruf kapital
tanpa tanda titik.
Misalnya:
BIG Badan informasi geopasial
BIN Badan intelejen negara
e. Akromin
nama diri yang terdiri atas huruf
awal setiap kata
ditulis dengan huruf
kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
Bulog Badan Urusan Logistic
Kowani Kongres Wanita Indonesia.
f. Akromin
bukan nama diri
yang berupa gabungan
huruf awal dan
suku kata atau
gabungan suku kata atau gabungan
suku kata ditulis
dengan huruf kecil.
Misalnya:
Iptek ilmu pengetahuan dan
teknologi
Pemilu pemilihan umum
Rudal peluru kendali
9. Angka dan Bilangan
Angka arab atau angka romawi lazim
dipakai sebagai lambang
bilangan atau nomor.
Angka Arab : 1,2,3,4,5,6,7,8,9
Angka Romawi:
I,II.II.IV,VII,VII,XI,L(50),C(100),D(500)
a. Bilangan dalan teks yang dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf, kecuali jika dipakai
secara berurutan seperti
dalam perincian.
Misalnya:
Mereka
menonton drama itu sampai
tiga kali.
Diantara 72 anggota
yang hadir 52
orang setuju, 15
orang tidak
setuju, dan 5 orang
abstasin.
b. Anka yang menunjukan bilangan besar
dapat ditulis sebagian
dengan huruf supaya
lebih muda dibaca.
Misalnya: dia mendapatkan bantuan
250 juta rupiah
untuk mengembangkan usahanya.
c. Angka
dipakai untuk menyatakan
ukurn panjang, berat,
luas, isi, dan
waktu serta nilai
uang.
Misalnya: 0,5 sentimeter, 5 kilogram,
4 hektare.
d. Angka
dipakai untuk menori alamat, seperti
jalan, rumah, arpartemen, atau kamar.
Miisalnya:
jalan Tanah Abang I No. 15
atau jalan Tanah abang I/15
e. Angka di pakai
untuk menomori bagian
karangan atau ayat
kitab suci.
Misalnya: Bab
X, pasal 5, halaman 252
f. Penulisan
bilangan dengan huruf
di lakukan sebagai
berikut.
Misalnya bilangan utuh: dua belas (12), tiga puluh
(30).
Misalnya bilangan pecahan: seper enam (1/6), satu
persen (1%).
g. Penulisan
bilangan tinggkat dapat
dilakukan dengan cara
berikut.
Misalnya: abad XX,
abad ke-20, abad kedua puluh.
h. Penulisan anggka
yang mendapat akhiran -an
dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya: Lima
lembar uang 1000-an
( lima lembar uang
Seribuan ).
Tahun 1950-an ( tahun
seribu sembilan ratus
Lima puluhan).
i.
Bilangan yang
digunakan sebagai unsur nama geografi
ditulis dengan huruf.
Misalnya: kelapadua,
rajaampat, simpang lima.
10. Kata Ganti ku-, -kau, -ku, -mu,
dan -nya
Kata ganti ku- dan
-kau ditulis serngkai
dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan
-nya ditulis serangkai
dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Rumah
itu telah kujual.
Majalah ini boleh
ku baca.
Bukuku, bukumu, dan bukunya
tersimpan di perpustakaan.
Rumahnya sedang diperbaiki.
11. Kata si dan sang
Kata si dan
sang ditulis terpisah
dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya:
Surat itu dikembalikan
kepada si pengirim.
Tokoh
itu memberikan hadiah kepada si pembeli.
Ibu itu
menghadiahi sang suami
kemeja batik.
Sang
adik mematuhi nasihat sang kakak.
B. Penulisan
Unsur Serapan
Dalam perkembangannya bahasa
Indonesia menyerap unsur-unsur
dari berbagai bahasa,
baik dari bahas daerah,
setiap bahasa jawa,
sunda, dan bali,
maupun dari bahasa asing,
seperti bahasa sansekerta,
arab, portugis, belanda,
cina, dan inggris.
Berdasarkan taraf integerasinya, unsur
serapan dalam bahasa Indonesia dibagi
menjadi dua kelompok
besar. Pertama unsur asing
yang belum sepenuhnya
terserap kedalam bahasa
Indonesia, seperti force majeur, de facto,
de jure, dan I’exploitations par I’homme. Unsur-unsur
itu dipakai dalam
konteks bahasa Indonesia,
tetapi cara penggucapan
dan penulisannya masih
mengikuti cara asing. Kedua,
unsur asing yang
penulisan dan pengucapannya
disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia. Dalam
hal ini, penyerapan
diusahakan agar ejaan
yang diubah seperlunya
sehingga bentuk indonesianya
masih dapat dibandingkan dengan
bentuk asalnya.
Kaidah yang
berlaku bagi unsur
serapan itu adalah
sebagai berikut.
a.
Penyesuaian ejaan
kata serapan
Penyesuaian ejaan
unsur serapan diakukan dengan
kaidah yang sudah
baku. Kurang lebih
53 jenis yang
perlu diperhatikan. Berikut beberapa kasus
penulisan yang perlu dapat
perhatian.
Kata
Asing Kata Baku Kata Asing Kata Baku
Acceleration
akselerasi
hydraulic hidraulik
Acceptor
akseptor
iatogenic iatrogenic
Alcuturatio
alkuturasi
iota iota
Ayrodynamics
aerodinamika
material material
Aquarium
akuarium
orthography ortografi
Athlete
atlet
orthopne
ortostatik
Barrier barier orthostatic ortostatik
Carrier karier parmachology farmakologi
Caustic
kuastik
physiology fisiologi
Cavalry
kavaleri
psycologhy psikologi
Charisma
karisma
quorum kuorum
Chronic
kronik
qulity
kualitas
Distocya
dictocia
seleritis
skleritis
Exclusipme
ekslusif
trailer trailer
Fanatiek
fanatic
yeast yeast
Gorghum
gorgum
yoghuurt yoghurt
Haemoglobin
haemoglobin
zymology zimologi
C. Pemakaian
Tanda Baca
1. Tanda
Titik
a) Tanda
titik dipakai pada akhir
kalimat yang bukan
pertanyaan dan seruan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
Apabila
dilanjutkan dengan kalimat
baru, harus diberi jarak
satu ketukan.
b) Tanda
titik dipakai pada akhir singkatan nama
orang.
Contoh: Irwan
S. Gatot
c) Tanda titik
digunakan pada akhir singkatan
gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh: Dr.(doctor),
S.E. (Sarjana Ekonomi)
d) Tanda titik dipakai pada singkatan
kata atau ungkapan
yang sudah sangat umum. Terdiri atas tiga huruf.
Contoh: dll
(dan lain-lain), dsb (dan sebagainya).
e) Tanda
titik dipakai untuk
memisahkan angka jam , dan detik
yang menunjukkan waktu
atau jangka waktu.
Contoh: Pukul 07.10.12
f) Tanda titik
tidak digunakan untuk memisahkan bilangan
ribuan atau kelipatan.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156
orang.
2. Tanda
Koma
a) Tanda koma dipakai
di antara unsur-unsur
dalam suatu pembilang.
Misalnya: saya menjual baju, celana
dan topi.
b) Tanda koma
dipakai untuk memisahkan
kalimat setara yang
satu kalimat serta yang satu
dari kalimat setara
berikutnya, yang didahului oleh
kata seperti, tetapi dan melainkan.
Misalnya:
saya membeli kamera, tetapi uang saya
belum cukup.
c) Tanda koma dipakai
untuk memisahkan anak kalimat
dari induk kalimatnya.
Misalnya: kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
d) Tanda koma di pakai
di belakang kata
atau ungkapan penghubung antara
kalimat yang terdapat
pada awal kalimat. Termasuk di
dalamnya oleh karena, itu, jadi, pula, meskipun, begitu, akan tetapi.
Misalnya: oleh
karena itu, kamu harus datang.
e) Tanda koma
dipakai di belakang
kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat
pada awal kalimat.
Misalnya: o, begitu.
f) Tanda koma dipakai
untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian
lain dalam kalimat.
Misalnya: kata adik, “saya sedih
sekali”
g) Tanda koma dipakai
diantara (i) nama
alamat dan wilayah
atau negri yang
di tulis berurutan.
Misalnya: Medan, 18 juni.
h) Tanda koma
dipakai untuk menceraikan
bagian nama yang
dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional.
Jakarta: Restu Agung.
i)
Tanda koma
dipakai diantara bagian-bagian
dalam catatan kaki atau
catatan akhir.
Misalnya: Sultan Takdir alisjahbana, tata bahasa
baru bahasa Indonesia, jilid 2
(Jakarta: Pustaka Rakyat,1950), hlm. 25.
j)
Tanda koma
dipakai di antara
nama orang dan
gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya
dari singkatan nama
diri, keluarga, atau marga.
Misalnya: Ratno Jiang,
S.E.
k) Tanda koma
dipakai di muka
anggka persepuluh atau
diantara rupiah dan
sen yang dinyatakan
dengan angka.
Misalnya: 33,5 m ; Rp10,50.
l)
Tanda koma
dipakai untuk mengapit
keterangan tambahan yang
sifatnya tidak membatasi.
Misalnya: Di daera kami, misalnya, masih
banyak bahan tambang
yang belum diolah.
m) Tanda koma dipakai
menghindari salah baca
di keterangan yang
terdapat pada awal
kalimat.
Misalnya: Dalam
pembinaan dan pengembangan
bahasa, kita memerlukan sikap
yang bersungguh-sungguh.
n) Tanda koma tidak
dipakai untuk memisahkan
petikan langsung itu
berakhir dengan tanda tanya
atau tanda seru.
Misalnya: “Di mana Rex tinggal?” tanya Stepheen.
3. Tanda Titik Koma
a) Tanda
titik koma dapat
dipakai untuk memisahkan
bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara.
Misalnya:
Malam makin larut; kami belum
selesai
Juga.
b) Tanda
titik koma dapat
dipakai untuk memisahkan
kalimat majemuk
sebagai kata penganti.
Misalnya: Ayah mengurus tanamannya dikebun; ibu
Sibuk bekerja didapur; adik
menghafalkan
Nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri
Asik menulis laporan makalah kimia
4. Tanda Titik
Dua
a) Tanda titik dua
digunakan pada akhir suatu
pernyataan
lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemberian.
Misalnya: Kita sekarang
memerlukan perabotan rumah
Rumah tangga.
b) tanda titik dua digunakan sesudah atau
ungkapan yang
memerlukan pemberian titik
dua.
Misalnya: Ketua : Suprian
Wakil :
Riko
c) Tanda titik dua dipakai untuk menandakan
nisbah
(angka banding).
Misalnya: Nisbah siswa
laki-laki terhadap perempuan
ialah 2:1.
5. Tanda Hubung
a) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya: anak-anak, berulang-ulang.
b) Tanda hubung
menyambung huruf yang di eja satu-satu
dan bagian tunggal.
Misalnya: p-e-n-g-u-r-u-s, 8-4-1989.
c) Tanda hubung
dapat dipakai untuk memperjelas hubungan
bagian-bagian.
Misalnya: ber-evolusi dengan be-revolusi.
6. Tanda Pisah
a) Tanda pisah dapat dapat dipakai untuk membatasi
penisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya: kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan
tercapai- diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
b) Tanda pisah dipakai diantara dua
bilangan,tanggal, atau tempat
yang berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai
ke’.
Misalnya: tahun 2010-2012
7. Tanda
Tanya
a)
Tanda tanya dipakai pada
akhir kata.
Misalnya: Kapan ia berangkat?
b) Tanda tanya di pakai dalam tanda kurung untuk
menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau kurang
dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya: Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
8. Tanda
Seru
Tanda seru dipakai
sesudah ungkapan atau
pernyataan yang berupa seruan
atau perintah yang
mengambarkan kesungguhan, ketidak
percayaan , ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya: Alangkah megerikannya
peristiwa itu!
Oleh karena itu, pengunaan
tanda seru umumnya tidak
digunakan dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia.
9. Tanda Kurung
a) Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan.
Misalnya: Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM
).
b) Tanda kurung
dipakai untuk mengapit
ketrangan atau penjelasan
yang bukan bagian
utama kalimat.
Misalnya: Sajak Trangono yang berjudul
“ubud” (nama tempat yang
terkenal di Bali
c) Tanda kurung
dipakai untuk mengapit huruf
atau kata yang
keberadaannya didalam teks dapat
di munculkan atau dihilangkan.
Misalnya: Dia berangkat ke kantor
selalu menaiki (bus).
d) Tanda kurung
dipakai untuk mengapit
huruf atau angka
yang digunakan sebagai
penanda pemerincian.
Misalnya: Faktor
produksi menyangkut (a) bahan
baku, (b) biaya produksi, (c) tenaga kerja.
10. Tanda
Kurung Siku
a) Tanda kurug
siku dipakai untuk
mengapit huruf, kata,
atau kelompok kata sebabagai
koreksi atau tambahan
atas kesalahan atau
kekurangan didalam naskah
asli yang ditulis
orang lain.
Misalnya: Pengunaan bahasa dalam
karya ilmiah harus
sesuai [dengan] kaidah bahasa
Indonesia.
b) Tanda
kurung siku dipakai
untuk mengapit keterangan
dalam kalimat penjelas
yang terdapat dapat
tanda kurung.
Misalnya: Persamaan
kedua proses itu
(perbedaannya dibicarakan di
dalam Bab II [lihat halaman
25-28] perlu di bentangkan sendiri.
11. Tanda
Garis Miring
a) Tanda
garis miring dipakai
dalam nomor surat, nomor
pada alamat, dan penandaan
masa satu tahun
yang terbagi dalam
dua tahun takwim.
Misalnya: Tahun ajaran 2018/2019
b) Tanda
garis miring dipakai
sebagai penganti kata
dan, atau, serta
setiap.
Misalnya: Mahasiswa/mahasiswi
c) Tanda garis
miring dipakai untuk
mengapit huruf, kata,
atau kelompok kata
sebagai koreksi atau
pengurangan atas kesalahan
atau kelebihan didalam
naskah asli yang ditulis orang
lain.
Misalnya: Buku pengantar ling/g/uistik
karya verhaar dicetak
beberapa kali.
12. Tanda Elipsis
a) Tanda
ellipsis dipakai untuk
menunjukkan bahwa dalamsatu
kalimat atau kutipan
ada bagian yang
dihilangkan.
Misalnya: Penyebab
kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
b) Tanda ellipsis
dipakai untuk menulis ujaran
yang tidak selesai dalam
dialog.
Misalnya: “Menurut saya … seperti … bagaimana, buk.
13. Tanda petik
a) Tanda
petik dipakai untuk
mengapit petikan langsung
yang berasal dari
pembicaraan, naska,atau
bahan tertulis.
Misalnya: “Merdeka
atau mati!” seru bung
tomo dalam pidatonya.
b) Tanda
petik dipakai untuk
mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel,
atau bab
buku yang dipakaai dalam
kalimat.
Misalnya: Sajak “pahlawanku” terdapat pada
halamaan 125 buku
itu.
c) Tanda
petik dipakai untuk
mengapit istilah ilmiah
yang kurang dikenal atau
kata yang mempunyai
arti khusus.
Misalnya:”Tertikus” komputer ini tidak berfungsi.
14. Tanda Petik Tunggal
a) Tanda
petik tunggal dipakai
untuk mengapit petikan
yang terdapat dalam
petikan lain.
Misalnya: Tanya dia, “kudengar bunyi
‘kring-kring’ tadi?”
b) Tanda
petik tunggal dipakai
untuk mengapit makna terjemahan, atau
penjelasan kata atau
ungkapan.
Misalnya: Tergugat
‘yang digugat’
15. Tanda
Penyingkat dan kromin
Tanda
penyingkat dipakai untuk
menunjukkan penghilangan bagian kata
atau bagian angka
tahun dalam konteks tertentu
Misalnya:
Dia ‘kan
kusurati. (‘kan = akan ).